Rutin Gelar GRS, BPDPKS Hamparkan Sederet Hasil Penelitian yang Sudah Diaplikasikan

Rutin Gelar GRS, BPDPKS Hamparkan Sederet Hasil Penelitian yang Sudah Diaplikasikan

Jakarta - Rutin menggelar kegiatan Grant Riset Sawit (GRS) setiap tahun, apa yang diharapkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)?

Menurut Kepala Divisi Program Pelayanan, Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, Arfie Thahar, pihaknya berharap penelitian yang didanai ini dapat dimanfaatkan oleh Industri kelapa sawit, pemerintah dan masyarakat.

 "Baik sebagai acuan dalam pelaksanaan pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk tertentu serta untuk pengambilan kebijakan keberlanjutan industri sawit yang lebih baik," kata Arfie dalam siaran pers, Senin (3/4).

Beberapa hasil penelitian yang dapat diaplikasi untuk peremajaan sawit rakyat, menurut Arfie, adalah pemanfaatan tanaman sela seperti tanaman jagung, kacang panjang, labu madu, terong ungu, cabe rawit, cabe merah, mentimun dan porang.

"Saat ini juga sedang dilakukan penelitian yang dapat menghasilkan rekomendasi untuk pengelolaan peremajaan sawit rakyat," terang Arfie.

Sementara hasil dari penelitian yang didanai dan telah dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan pemerintah, menurut Arfie, antara lain sebagai naskah akademik untuk pengambilan kebijakan penerapan B30 pada awal tahun 2020, penerapan B35 pada awal tahun 2023, awal pemanfaatan Bioavtur untuk pesawat, naskah akademik delegasi Indonesia dalam Sidang WTO, pertemuan APEC, dan CPOPC.

 "Beberapa penelitian yang didanai telah masuk ke tahap pilot plant maupun komersial antara lain helm komposit dari tandan kosong yang dilakukan oleh IPB University, Surfaktan MES yang dilakukan oleh IPB University bekerjasama dengan PT. Petrokimia Gresik, stabilizer PVC yang dilakukan oleh ITB bekerjasama dengan PT Timah Indonesia, pemanfaatan POME menjadi BBG yang dilakukan oleh ITB bekerjasama dengan PTPN V, bensin sawit dan katalisnya yang dilakukan oleh ITB bekerjasama dengan PT. Pura, serta alat pendeteksi kematangan (rendemen) buah sawit yang dilakukan oleh UNAND," beber Arfie.

Dalam upaya percepatan hilirisasi hasil riset dari program GRS, menurut Arfie, BPDPKS mendorong terjadinya kerjasama para periset sebagai inventor teknologi dengan industri (swasta) sebagai investor.  

"Hasil-hasil riset GRS sejak 2015 hingga 2019 yang sedang dirintis kerjasamanya dengan industri untuk komersialisasinya antara lain adalah pupuk Silika untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan hama penyakit, emulsifier untuk industri makanan, kayu lapis dari batang kelapa sawit, mesin grading TBS, vitamin dari limbah kelapa sawit untuk sapi perah, dan produksi bioplastik," ungjapnya.

 "Program hilirisasi ini berlangsung secara kontinyu, yaitu kegiatan riset penghasil teknologi yang telah selesai langsung dikaji kelayakan komersialisasinya dan dicarikan," tutupnya.