GRS Digelar Setiap Tahun, BPDPKS: Roadmapnya Selalu Diupdate
Jakarta - Saban tahun, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menjalankan Program Grant Riset Sawit (GRS). Sebelum Call for Proposal digelar, BPDPKS lebih dulu menyusun riset-riset yang menjadi prioritas sebelum diumumkan.
Menurut Kepala Divisi Program Pelayanan, Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, Arfie Thahar, penyusunan riset prioritas ini dilakukan berdasarkan Roadmap Riset Kelapa Sawit yang telah disusun sebelumnya.
"Roadmap Riset Kelapa Sawit ini akan selalu diupdate, disesuaikan dengan hal-hal yang telah dicapai serta mengikuti tantangan dan hambatan pengelolaan kelapa sawit yang terus berkembang," tutur Arfie dalam siaran pers, Senin (3/4).
Arfie kemudian merunut, tahun lalu ada 46 usulan penelitian yang didanai oleh BPDPKS. Usulan itu berasal dari 18 Lembaga Penelitian dan Pengembangan; Universitas Syah Kuala, Pusat Penelitan Kelapa Sawit, Universitas Jambi, Universitas Lampung, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Univesitas Indonesia, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Institut Teknologi Indonesia, IPB University, Insitut Teknologi Bandung, Universitas Langlangbuana, Universitas Gadjah Mada, AKPY-STIPER, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universiatas Tadulako.
Topik-topik penelitian yang didanai berorientasi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan produktivitas, pengembangan pasar, dan pendapatan petani, antara lain pengembangan material baru berbasis sawit dan biomassanya dengan menghasilkan nilai tambah tinggi, seperti ekstraksi furfural, bioavtur, carbon black, biolubricants, dan oleochemical lainnya.
Dari sisi hulu, dikembangkan juga dari bidang pemuliaan tanaman kelapa sawit untuk menghasilkan bibit unggul peningkat produktivitas serta tahan penyakit Ganoderma dan pengembangan produk pangan dan pakan bernutrisi tinggi berbasis kelapa sawit.
Selain itu, kajian sosial ekonomi juga dikembangkan melalui studi di lingkungan perkebunan, pekerja di industri kelapa sawit dan kajian sertifikasi mendukung kelanjutan dan penguatan industri sawit sebagai sebuah ekosistem yang lengkap dan terhubung satu dengan lainnya.
"Di samping itu, kajian-kajian kelembagaan petani dan keberlanjutan usaha kelapa sawit di tingkat petani dan aplikasi teknologi Petanian 4.0 juga telah didanai," panjang lebar Arfie menjelaskan.
Selain mengelola 46 usulan itu, menurut Arfie, dengan mekanisme pengusulan penelitian tahun jamak sampai dengan 3 tahun, BPDPKS saat ini juga mengelola pendanaan penelitian dari Univesitas Malikussaleh, Universitas Sumatera Utara, Universitas Riau, Universitas Bengkulu, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Tadulako.
Topik-topik yang dikaji menyangkut model-model pembangunan kebun kelapa sawit rakyat dan upaya percepatan sertifikasi dalam menjamin keberlanjutan usaha kelapa sawit.
Di samping Program GRS, setiap tahun BPDPKS juga melaksanakan program Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa dengan tujuan membangkitkan minat penelitian kepada para generasi baru (milenial) sebagai bagian dari upaya menjaga keberlajutan industri kelapa sawit nasional.
Pada program dilakukan penyeleksian dan akan diberikan pendaan penelitian untuk 30 penelitian terbaik. Program ini sebagai wahana yang memberikan kesempatan bagi para mahasiwa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berkreativitas dan melakukan inovasi dan membina agar minat meneliti kelapa sawit mulai dibangun sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Di tahun , 30 kelompok mahasiswa yang mendapatkan dana riset berasal dari 19 Kampus, yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Riau, Politeknik Caltex Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Bengkulu, Universitas Lampung, IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, Politeknik LPP Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Jember, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Palangka Raya.