Dodol, Selai, dan Brownies Makin Legit Dengan Bahan Saripati Sawit
Surabaya - “Ternyata sawit bisa diolah jadi makanan seenak ini. Ini harus disebarkan ke daerah-daerah!” ujar Pandu, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya setelah mencicipi olahan dodol dari saripati sawit.
Siang itu (29/4), functional room Lee Cuisine Hotel Leedon Surabaya dipenuhi semerbak aroma dodol, wangi selai, harum brownies dan renyahnya kue bangkit. Puluhan orang terlihat penuh semangat dengan alat masak, meracik adonan, dan memanggang di oven.
Pemandangan ini bukanlah aktivitas rutin memasak di hotel, namun workshop kuliner yang diselenggarakan oleh Elaeis Media Group dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Acara yang berlangsung selama dua hari pada Selasa - Rabu, 29 – 30 April 2025, mengusung tema “Produksi Bolu, Keripik, Kue Kering, Selai, Rendang, dan Dodol Berbahan Dasar Kelapa Sawit.”
Berkolaborasi dengan Indobake sebagai penyedia peralatan baking profesional, kegiatan ini diikuti 50 orang peserta dari pelaku UMKM, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan praktisi kuliner. Selain diberikan materi, peserta juga dibekali praktik langsung pembuatan kue dan makanan dengan bahan dasar saripati sawit.
Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansah yang hadir dalam kegiatan menyampaikan bahwa kelapa sawit bukan hanya penyumbang devisa, tapi juga solusi untuk ketahanan pangan dan peluang bagi UKMK.
“Dari sawit, UMKM bisa menciptakan produk pangan yang sehat, berdaya saing, dan berpeluang ekspor,” ujar Helmi.
Helmi Muhansah pun kemudian mencicipi beragam makanan yang diproduksi oleh para peserta. “Rasanya lezat dan legit, tekstur lembut dan wangi,” gumam Helmi sambil mengambil potongan kue lainnya.
Perwakilan CEO ELAEIS Media Group Warsito Teguh menekankan pentingnya perubahan cara pandang masyarakat terhadap kelapa sawit.
“Sawit ini luar biasa. Selama ini kita cuma kenal sebagai minyak goreng, padahal ada banyak potensi yang bisa kita olah lebih kreatif dan sehat,” kata Warsito.
Hadir sebagai instruktur dan membagikan kisah inspiratifnya adalah Iin Arlina, inovator Bolu Sawit yang didatangkan dari Muaro Jambi. Iin Arlina datang membawa sari pati sawit murni dibawa langsung dari daerah asalnya untuk jadi bahan utama beragam resep yang dipraktikkan.
“Sari pati sawit ini bukan sekadar bahan tambahan, tapi kunci kelembutan dan rasa legit pada bolu, dodol, hingga brownies. Dan ini bisa banget jadi komoditas rumahan yang menguntungkan,” tutur Iin.
Kegiatan workshop ini mencakup pengenalan potensi pangan dari kelapa sawit, demonstrasi dan praktik langsung pembuatan penganan dengan bahan saripati sawit (Dodol, Kue Bangkit, Selai, Bolu, dan Brownies sawit), dan pelatihan intensif dengan alat baking profesional.
Mayasari, peserta dari pelaku usaha kuliner rumahan, merasa pelatihan ini sangat bermanfaat. “Biasanya workshop cuma teori, tapi ini langsung praktik. Saya dapat banyak ide buat produk saya. Bahkan pengen coba pakai sari pati sawit buat brownies labu kuning dan bagelan,” ungkapnya. Ia juga tertarik untuk memesan bahan bakunya langsung.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Andrio Himawan Wahyu Aji menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam pengembangan UMKM berbasis sawit, serta keterlibatan perempuan dalam wirausaha.
“Bahan bakunya melimpah, tinggal bagaimana kita mengemas dan memasarkan produk ini dengan tepat,” tutup Andrio.
Workshop ini bukan hanya pelatihan, tetapi juga momentum strategis untuk mengangkat derajat UMKM melalui pemanfaatan sawit secara kreatif.
Dukungan lintas sektor, semangat peserta, dan inspirasi dari pelaku usaha seperti Iin Arlina menjadi fondasi kuat bagi kelahiran wirausaha tangguh yang siap bersaing, dari dapur rumah hingga ke panggung dunia. *** (Anwar/BPDP).