eNose-G Solusi Deteksi Dini Ganoderma
eNose-G, Ganoderma
Ganoderma boninense, penyebab penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada kelapa sawit merupakan ancaman serius bagi industri perkelapa sawitan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Serangan penyakit BPB pada generasi pertama mengakibatkan penurunan produktifitas hingga 40% dan akan semakin meningkat pada generasi kedua, ketiga dan seterusnya bahkan penyakit BPB juga sudah ditemukan di pembibitan. Ketika lahan atau kebun telah terinfestasi Ganoderma, maka tinggal menunggu waktu saja, terjadi penurunan produktifitas karena cepat atau lambat metabolisme pokok sawit akan terganggu dan akhirnya tumbang. Kerugian yang dialami dengan tumbangnya pokok, menyebabkan kehilangan produksi sebesar masa produksi yang tersisa. Sebagai gambaran pada sawit umur 17 tahun pada generasi ke-3 serangan Ganoderma dapat hanya menyisakan 70 tegakan per Ha. Potensi kerugian tersebut setara dengan Rp 210 miliar per tahun untuk kebun seluas 10.000 Ha.
Berdasarkan potensi kerugian diatas maka perlu melakukan pengendalian yang sesuai. Pengendalian penyakit BPB sejauh ini sudah dilakukan, namun demikian biaya serta tuntutan kedisiplinan yang tinggi sangat diperlukan. Sejauh ini, dalam teknisnya hanya beberapa pekebun yang dapat melaksanakan secara baik, sehingga secara umum pengendalian kuratif penyakit ini masih belum menunjukkan hasil yang nyata. Kunci keberhasilan pengendalian penyakit ini adalah diketahuinya infeksi patogen pada waktu sedini mungkin.
Mungkinkah kita mendeteksi serangan Ganoderma sejak dini? Tentu sangat mungkin. Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia berkerjasama dengan Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada serta didukungan pendanaan oleh Badan Pengelola Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah menghasilkan electronic nose (e-Nose) untuk mendeteksi serangan Ganoderma secara dini. Alat tersebut diberi nama eNose-G telah terbukti mampu membedakan tanaman kelapa sawit sehat dengan tanaman kelapa sawit yang terserang Ganoderma kategori dini, sedang dan parah dengan tingkat akurasi yang sangat baik. eNose-G dikemas dalam bentuk kotak yang ringan serta dilengkapi layar sentuh untuk memudahkan penggunannya di lapang.
Keunggulan eNose-G dibandingkan teknik deteksi lainnya seperti ELISA, DIBA, PCR, serta Penginderaan Jauh adalah eNose-G dapat mendeteksi infeksi Ganoderma pada tahap dini, hasil relatif cepat, dan mudah penggunannya sehingga tidak memerlukan SDM dengan keahlian khusus. Kedepan perangkat eNoseG secara luas dapat mempermudah sensus pokok di satu kebun yang selanjutnya dapat menjadi dasar pengambilan keputusan tindakan pengendalian penyakit BPB yang tepat dan efisien.