Peremajaan Kunci Peningkatan Kesejahteraan Petani Sawit

BADAN Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menilai program peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan solusi untuk meningkatkan produktivitas kebun serta kesejahteraan petani sawit. Oleh karena itu, BPDPKS berkomitmen untuk mendukung program tersebut melalui penyaluran dana sawit. Hal itu disampaikan Direktur Pengumpulan Dana BPDPKS Herdrajat Natawijaya dalam diskusi bertajuk “Quo Vadis Dana CPO Supporting Fund: Membedah Peremajaan Sawit Rakyat” di Bakoel Coffie, Cikini, Jakarta, Kamis (13/12/2018). Menurutnya, PSR dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas kebun petani karena saat ini pohon-pohonnya sudah berusia tua sehingga produktivitasnya terbilang rendah, hanya sekitar 2 ton tandan buah segar (TBS) per hektar.

Peremajaan Kunci Peningkatan Kesejahteraan Petani Sawit
BADAN Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menilai program peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan solusi untuk meningkatkan produktivitas kebun serta kesejahteraan petani sawit. Oleh karena itu, BPDPKS berkomitmen untuk mendukung program tersebut melalui penyaluran dana sawit. Hal itu disampaikan Direktur Pengumpulan Dana BPDPKS Herdrajat Natawijaya dalam diskusi bertajuk “Quo Vadis Dana CPO Supporting Fund: Membedah Peremajaan Sawit Rakyat” di Bakoel Coffie, Cikini, Jakarta, Kamis (13/12/2018). Menurutnya, PSR dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas kebun petani karena saat ini pohon-pohonnya sudah berusia tua sehingga produktivitasnya terbilang rendah, hanya sekitar 2 ton tandan buah segar (TBS) per hektar. Padahal, idealnya produktivitas kebun yang baik bisa mencapai 6 hingga 7 ton TBS per hektar, seperti yang dicapai perkebunan swasta. “Kami upayakan agar kinerja petani swadaya meningkat, dari saat ini hanya bisa menghasilkan 2 ton TBS/ha/tahun mudah-mudahan dengan program ini menjadi 6-8 ton/ha/tahun,” ujar Herdrajat. Hendrajat menyebut, rendahnya produktivitas ini berkorelasi dengan rendahnya pendapatan para petani sawit rakyat. Sehingga, tingkat kesejahteraan mereka pun terbilang masih rendah. Karena itulah diperlukan peningkatan produktivitas agar kesejahteraan mereka juga meningkat. “Kami dari BPDPKS saat ini memiliki solusi, guna mengatasi masalah tersebut, melalui program dana bantuan peremajaan untuk perkebunan sawit,” kata Herdrajat. Dalam program PSR ini, BPDPKS menyalurkan dana sawit sebanyak Rp25 juta per hektare. Sedangkan sisa kebutuhan dana lainnya dipenuhi melalui kredit usaha kecil yang disalurkan perbankan nasional. Hadir pula sebagai pembicara dalam diskusi tersebut Senior Advisor Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Tarigan, Direktur Mutu Certification, Irham Budiman, dan Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto. Abetnego menegaskan pemerintah mendorong penerapan kelapa sawit berkelanjutan agar hasil panen petani juga bisa lebih baik. “Produktivitas hasil panen perkebunan kelapa sawit milik petani akan menjadi lebih baik dan masa depannya akan lebih sejahtera.” Pernyataan senada disampaikan Irham Budiman. Menurutnya, kelapa sawit berkelanjutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkebunan kelapa sawit rakyat. Karena itu, petani kelapa sawit membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Dalam hal ini, dukungan pendanaan dari BPDPKS bagi petani kelapa sawit menjadi dorongan yang penting bagi perkebunan kelapa sawit nasional. “Praktik budi daya terbaik dan berkelanjutan harus dilakukan petani kelapa sawit, supaya hasil panen petani dapat menyejahterakan kehidupannya. Apalagi, di masa depan sertifikasi ISPO, RSPO dan ISCC dapat membantu meningkatkan hasil jual TBS milik petani,” tuturnya. Sementara itu, Mansuetus Darto menyampaikan perlunya sinergi di antara pemangku kepentingan karena merupakan faktor pendukung keberhasilan petani sawit. Dukungan diperlukan tidak hanya berupa dana, tetapi juga peningkatan kemampuan sumber daya manusia. “Petani kelapa sawit, sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah dan perusahaan perkebunan. Peningkatan kapasitas petani dan akses pasar hasil panen, juga harus terus ditingkatkan,” ujar Darto. ***