Delegasi Dagang RI Bawa Misi Sawit ke Swiss dan Spanyol

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita disertai sejumlah pengusaha, termasuk dari sektor kelapa sawit, menggelar misi dagang ke Swiss dan Spanyol, 1 hingga 4 Oktober 2018. Misi ini dilakukan untuk membuka akses pasar ke Eropa, khususnya ke kedua negara tersebut dan negara-negara anggota European Free Trade Association (EFTA), yakni Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss yang merupakan negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Dalam keterangan tertulisnya, (1/10/2018), selama di Swiss Enggartiasto melakukan perundingan bilateral dengan  Federal Councilor/Menteri Ekonomi Swiss Johann N Schneider Ammann untuk membahas finalisasi perundingan Indonesia–European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEFTA-CEPA). `Misi dagang dan pertemuan lainnya diharapkan bisa membuka akses pasar dan manfaat perdagangan yang lebih luas tidak hanya ke pasar Swiss dan Spanyol, tetapi juga pasar EFTA, Uni Eropa dan pasar global. Kesempatan ini juga menjadi sarana langsung bagi pengusaha dari kedua negara untuk meningkatkan perdagangan,` ujar Mendag. Sementara itu, di Spanyol delegasi akan menghadiri Konferensi Kelapa Sawit Eropa (EPOC) 2018, sebuah pertemuan yang diprakarsai oleh The European Palm Oil Alliance (EPOA) yang membahas peran kelapa sawit berkelanjutan dalam upaya mewujudkan United Nation Sustainable Development Goals (UN SDGs). Dalam pertemuan ini dipaparkan bagaimana industri makanan bergerak mewujudkan 100% sawit berkelanjutan dan bekerjasama dengan pemerintah dan LSM untuk mewujudkan rantai pasok sawit berkelanjutan secara maksimal. Di Spanyol, Enggartiasto akan tampil sebagai pembicara utama pada EPOC 2018 dan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri, Perdagangan dan Pariwisata Spanyol, Maria Reyes Maroto Illera.

Delegasi Dagang RI Bawa Misi Sawit ke Swiss dan Spanyol
MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita disertai sejumlah pengusaha, termasuk dari sektor kelapa sawit, menggelar misi dagang ke Swiss dan Spanyol, 1 hingga 4 Oktober 2018. Misi ini dilakukan untuk membuka akses pasar ke Eropa, khususnya ke kedua negara tersebut dan negara-negara anggota European Free Trade Association (EFTA), yakni Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss yang merupakan negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Dalam keterangan tertulisnya, (1/10/2018), selama di Swiss Enggartiasto melakukan perundingan bilateral dengan  Federal Councilor/Menteri Ekonomi Swiss Johann N Schneider Ammann untuk membahas finalisasi perundingan Indonesia–European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEFTA-CEPA). `Misi dagang dan pertemuan lainnya diharapkan bisa membuka akses pasar dan manfaat perdagangan yang lebih luas tidak hanya ke pasar Swiss dan Spanyol, tetapi juga pasar EFTA, Uni Eropa dan pasar global. Kesempatan ini juga menjadi sarana langsung bagi pengusaha dari kedua negara untuk meningkatkan perdagangan,` ujar Mendag. Sementara itu, di Spanyol delegasi akan menghadiri Konferensi Kelapa Sawit Eropa (EPOC) 2018, sebuah pertemuan yang diprakarsai oleh The European Palm Oil Alliance (EPOA) yang membahas peran kelapa sawit berkelanjutan dalam upaya mewujudkan United Nation Sustainable Development Goals (UN SDGs). Dalam pertemuan ini dipaparkan bagaimana industri makanan bergerak mewujudkan 100% sawit berkelanjutan dan bekerjasama dengan pemerintah dan LSM untuk mewujudkan rantai pasok sawit berkelanjutan secara maksimal. Di Spanyol, Enggartiasto akan tampil sebagai pembicara utama pada EPOC 2018 dan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri, Perdagangan dan Pariwisata Spanyol, Maria Reyes Maroto Illera. Pertemuan ini untuk membahas lebih lanjut perkembangan Indonesia EU CEPA, selain isu bilateral antara kedua negara. Mendag juga melakukan forum bisnis dan business matching yang digelar di Zurich pada 2 Oktober 2018 dan di Madrid pada 4 Oktober 2018. Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan asosiasi sawit, dan pelaku usaha yang bergerak di bidang sawit, tekstil dan produk tekstil, kertas dan bubur kertas, kopi, perhiasan, kerajinan tembaga, dan produk kertas. Sepanjang tahun 2018, Kementerian Perdagangan telah melakukan delapan misi dagang dengan menghasilkan transaksi/potensial transaksi senilai US$10,2 miliar. Sementara itu, total perdagangan Indonesia-Spanyol pada tahun 2017 tercatat senilai US$2,51 miliar, dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia senilai US$1,51 miliar. ***