Misi Dagang ke Turki Tingkatkan Perdagangan Sawit

PEMERINTAH memberangkatan sebuah misi dagang ke Turki untuk mempererat hubungan dagang dan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara. Misi dagang yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita itu mempromosikan berbagai komoditas, termasuk sawit dan produk turunannya. Misi dagang ini diawali dengan Forum Bisnis pada Kamis (11/7/2019) dan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral pada Jumat (12/7/2019).

Misi Dagang ke Turki Tingkatkan Perdagangan Sawit
PEMERINTAH memberangkatan sebuah misi dagang ke Turki untuk mempererat hubungan dagang dan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara. Misi dagang yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita itu mempromosikan berbagai komoditas, termasuk sawit dan produk turunannya. Misi dagang ini diawali dengan Forum Bisnis pada Kamis (11/7/2019) dan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral pada Jumat (12/7/2019). Selain itu sejumlah rangkaian kegiatan juga dilakukan hingga Sabtu, (13/7/2019). `Kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif adalah peluang bagi pelaku usaha Turki menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis dalam mengembangkan investasi dan perdagangan,` ujar Mendag dalam keterangan pers. `` Turut serta dalam misi dagang tersebut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, Staf Ahli Mendag Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi, dan Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami. Pada dialog bisnis mengenai sawit, Dirut BPDPKS memaparkan sejumlah hal terkait sawit bersama perwakilan dari Gapki, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), PT Cargill, dan PT Indofood Sukses Makmur. Mendag mengatakan, keberhasilan ekonomi Indonesia telah menarik minat pelaku usaha Turki untuk bermitra dengan Indonesia. Forum bisnis ini diikuti sekitar 90 pelaku usaha Turki dan Indonesia yang bergerak di sektor minyak kelapa sawit (CPO), makanan olahan, bubur kertas, kertas, karet, jasa keuangan, jasa perjalanan, dan lainnya. Selain sebagai sarana untuk menjalin jejaring kerja dan promosi antara pelaku usaha, forum bisnis ini juga membahas permasalahan perdagangan yang dihadapi para pelaku usaha. Produk Indonesia, seperti minyak kelapa sawit dan ban, saat ini mengalami hambatan tarif di Turki yang menyebabkan penurunan nilai ekspor secara tajam. Secara khusus, Mendag menyampaikan pentingnya peran minyak kelapa sawit bagi Indonesia. `Sebagai salah satu komoditas ekspor utama Indonesai, minyak kelapa sawit memainkan peranan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan mengatasi kemiskinan bagi sekitar 16,5 juta jiwa. Demikian juga bagi Turki dan negara lain, minyak kelapa sawit merupakan minyak sayur termurah dan produktif yang juga merupakan bahan baku paling kompetitif untuk mendukung industri lainnya,” jelas Mendag. Salah satu penyebab hambatan perdagangan Indonesia-Turki yaitu dikarenakan kedua negara belum memiliki perjanjian perdagangan bebas. Percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA) diharapkan dapat mengatasi hambatan dan mendorong peningkatan kinerja perdagangan kedua negara. `Potensi pertumbuhan perdagangan kedua negara sangat besar dengan adanya IT-CEPA karena penurunan tarif yang akan dinikmati akan membuat produk semakin kompetitif,` ungkap Mendag. Selain itu, Mendag menyampaikan, kedua pemimpin negara telah sepakat agar perundingan ITCEPA dapat segera diselesaikan tahun ini. `Penyelesaian IT-CEPA akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari perdagangan barang agar dapat segera memperluas akses perdagangan.” ***