Ekspor CPO ke Afrika Terus Meningkat

KINERJA ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke sejumlah negara sepanjang April 2018 tercatat bervariasi, menurun ke Eropa dan Amerika Serikat, namun meningkat ke kawasan Afrika. Berdasarkan Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), volume ekspor CPO ke Amerika Serikat selama April 2018 hanya 62,16 ribu ton atau turun 42% dibandingkan Maret yang mencapai 106,57 ribu ton. Sedangkan ekspor CPO ke  Uni Eropa pada kuartal pertama 2018 tergerus 312,19 ribu ton atau sekitar 16% dibandingkan dengan periode yang sama 2017, dari 1,90 juta ton turun menjadi 1,59 juta ton. Hal itu juga disebabkan  Indonesia berkomitmen untuk mengurangi asupan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk-produk turunannya ke pasar Eropa.

Ekspor CPO ke Afrika Terus Meningkat

KINERJA ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke sejumlah negara sepanjang April 2018 tercatat bervariasi, menurun ke Eropa dan Amerika Serikat, namun meningkat ke kawasan Afrika. Berdasarkan Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), volume ekspor CPO ke Amerika Serikat selama April 2018 hanya 62,16 ribu ton atau turun 42% dibandingkan Maret yang mencapai 106,57 ribu ton. Sedangkan ekspor CPO ke  Uni Eropa pada kuartal pertama 2018 tergerus 312,19 ribu ton atau sekitar 16% dibandingkan dengan periode yang sama 2017, dari 1,90 juta ton turun menjadi 1,59 juta ton. Hal itu juga disebabkan  Indonesia berkomitmen untuk mengurangi asupan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk-produk turunannya ke pasar Eropa. Hal tersebut dilakukan sebagai aksi balasan terhadap Uni Eropa (UE) yang terus berupaya menjegal produksi dan perdagangan komoditas sawit Tanah Air. Sebaliknya, ekspor ke negara-negara Afrika naik 703 ribu ton selama Januari-April 2018 Angka itu hampir separuh ekspor ke negara-negara Eropa yang mencapai 1,59 juta ton tahun ini. Dari bulan ke bulan, ekspor CPO ke Afrika juga bertumbuh, sebesar 16% pada Februari dan 38% pada Maret. Hal ini membuktikan besarnya kebutuhan Afrika akan produk sawit dan potensi itu akan terus tumbuh. `Kita tidak bisa menggantungkan diri pada Uni Eropa. Kita bisa tutup pasar Eropa, buka pasar baru. Serapan ke Eropa dalam waktu dekat busa dialihkan ke pasar nontradisional. Mungkin hanya butuh satu tahun,` ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Danang Girindrawardana kepada Media Indonesia, (19/6/2018). Dengan berkurangnya ekspor ke Eropa, Indonesia kini harus mencari pasar baru pengganti pasar Eropa. Menurut Danang, saat ini mencari pasar baru untuk CPO tidak sulit. Danang memperkirakan angka ekspor ke pasar Afrika segera menyamai ke Eropa dalam jangka setahun ke depan. Sekretaris Jenderal Gapki Togar Sitanggang mengungkapkan Afrika merupakan pasar yang sangat menjanjikan dengan total penduduk yang besar. Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan permintaan produk sawit Afrika terus merangkak naik hingga lebih dari 10%. `Afrika itu secara penduduk besar sekali. Satu negara bisa 60 juta jiwa. Nigeria saja mencapai 80 juta orang dan tentunya mereka sangat membutuhkan CPO. Produksi sawit di sana ada, tetapi tidak besar,` tutur Togar. ***