BPDPKS Dampingi Pemkab Musi Banyuasin ke ITB untuk Siapkan Inovasi Minyak Sawit jadi BBM

BPDPKS dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah memulai program replanting / PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) sebanyak 4.446 hektare pada Oktober 2017. Program yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani khususnya di Musi Banyuasin.

BPDPKS Dampingi Pemkab Musi Banyuasin ke ITB untuk Siapkan Inovasi Minyak Sawit jadi BBM

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah memulai program replanting / PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) sebanyak 4.446 hektare pada Oktober 2017.

Program yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani khususnya di Musi Banyuasin. Tidak berhenti disana, Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin terus memikirkan strategi untuk meningkatkan nilai tambah potensi sawit di daerahnya.

Salah satunya yakni dengan mengajak seluruh dinas dan perangkatnya untuk melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) guna menilik Penelitian dan Pengembangan Biohidrokarbon Berbasis Sawit.

Bupati Dodi Reza Alex Noerdin bersama dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Muba Zukfakar, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zainal Arifin, Pelaksana tugas (Plt) Kepala DPMP-TSP Erdian Syahri, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andi Wijaya Busro, Kepala Dinas Perkebunan Iskandar Syahrianto, Kabag Humas Herryandi Sinulingga, dan Plt Kabag Protokol Rangga Perdana Putra, didampingi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel, Muhammad Ferian berkunjung ke Kampus ITB untuk mengetahui proses pengolahan minyak sawit dan inti sawit menjadi BBM ramah lingkungan dengan pengembangan katalis biohidrokarbon. 

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh update informasi terkait dengan Pengembangan Katalis untuk Penyediaan Bahan Bakar Nabati dan Penjajakan Potensi Kerja Sama antara Pemkab Musi Banyuasin dan ITB dalam upaya komersialisasi hasil penelitian tersebut.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Dedi Kurniadi (Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB) menyampaikan bahwa saat ini ITB terus mengembangkan excellence dalam Pendidikan, penelitian dan inovasi. Hasil penelitian yang dapat diaplikasikan hingga bermanfaat secara langsung kepada masyarakat (komersialisasi).

Komersialisasi ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itu, ITB sangat mengharapkan kerja sama dengan berbagai pihak/stakeholder, termasuk Pemkab Musi Banyuasin. Penelitian Pengembangan Katalis untuk Penyediaan Bahan Bakar Nabati didanai oleh BPDPKS melalui program Grant Riset Sawit. Katalis yang dihasilkan diberi nama “BIPN 308-1T” (BPDP-ITB Perengkahan Nabati), jelas Dr. IGBN Makertiharta, selaku Ketua Peneliti.

“Kami sangat mengapresiasi atas penelitian ini, kami ingin menjajaki bagaimana produksi sawit yang selama ini hanya menghasilkan CPO, ingin dikembangkan lebih lanjut lagi sehingga menjadi bahan baku dalam penyediaan renewable energy”, jelas Bupati Dodi Reza Alex Noerdin di tengah-tengah diskusi.

Ditambah lagi, Kabupaten Musi Banyuasin mendapatkan support PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) dari BPDPKS. Oleh karena itu, ini merupakan langkah strategis untuk dapat memanfaatkan sawit hasil PSR kami sehingga meningkatkan added value, imbuhnya. Kecamatan Bayung Lencir, merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin dengan potensi fossil fuel yang tinggi. Namun, dengan kondisi fossil fuel yang semakin menipis diperlukan upaya untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional (Energy Security). Salah satunya dengan memanfatkan potensi sawit sebagai sumber energi terbarukan. Lebih dari 80% penduduk kami sangat bergantung pada sawit, katanya. 

Paparan oleh Dr. IGBN Makertiharta, selaku Ketua Peneliti tentang Pengembangangan Katalis Untuk Penyediaan Bahan Bakar Nabati menarik minat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam menjajaki kerja sama antara kedua belah pihak. Untuk itu, kedepan akan segera disusun MoU Bersama, antara Pemkab Muba dan ITB dalam upaya komersialisasi inovasi pemanfaatan sawit menjadi bahan bakar nabati.

Action plan yang segera ditindaklanjuti antara lain a) Pembangunan Pabrik Pengolahan Degumming CPO di Musi Banyuasin sebagai bahan baku green fuel berbasis sawit; b) Pembangunan mini refinery di Musi Banyuasin dengan harapan seluruh kendaraan bermotor di Musi Banyuasin menggunakan green fuel yang dihasilkan dari sawit milik sendiri. “Penelitian ini akan berdaya guns jika didukung Good political will dari para pejabat negara”, kata Dr. IGBN Makertiharta, selaku ketua peneliti sekaligus menjabat sebagai ketua program studi S2 dan S3 Teknik Kimia ITB.

Keunggulan lainnya dari penelitian ini adalah pemanfaatan sawit dengan grade yang rendah. Berbeda dengan kebutuhan TBS untuk pangan yang mensyaratkan FFA (Free Fatty Acid) dalam CPO dijaga ketat, kebutuhan feedstock untuk biohidrokarbon menghasilkan green fuel ini hanya sebatas proses Degumming saja. Istilah populernya Industrial Palm Oil (IPO). Semakin tinggi FFA justru semakin tinggi yield nya. Ini potensi besar untuk memanfaatkan sawit rakyat yang gugur sortasi yang selama ini hanya untuk pemenuhan industri pangan (refinery). *** (Fitriyah)