Hadir di IMGS 2023, BPDPKS Paparkan 5 Hal tentang Kelapa Sawit

Hadir di IMGS 2023, BPDPKS Paparkan 5 Hal tentang Kelapa Sawit
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS Arfie Thahar menjadi pembicara dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023 di Dome Senayan Park Jakarta, Jumat (24/11). (Dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Sejauh apa kamu mengetahui kelapa sawit? Di balik berita dan informasi yang seliweran tentang komoditas ini ternyata menyimpan banyak manfaat lho. Sadar atau tidak, ternyata kelapa sawit begitu dekat dengan kehidupan kita.

Nah, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkesempatan memaparkan seperti apa komoditas kelapa sawit di negara kita di Indonesia Millennials and Gen Z Summit (IMGS) yang diselenggarakan pada 24-26 November 2023. 

Untuk kamu ketahui,  BPDPKS merupakan lembaga yang merupakan unit organisasi non-eselon di bidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

BPDPKS bertugas untuk melaksanakan pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit baik dana pengembangan maupun dana cadangan pengembangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lalu, mau tau apa lagi peran BPDPKS dan update dari kelapa sawit itu sendiri. Yuk cek!

1. Target produksi kelapa sawit di Indonesia Rp50 juta ton

Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS Arfie Thahar mengatakan Indonesia menargetkan untuk memproduksi kelapa sawit Rp50 juta ton pada tahun 2025. Syaratnya, ia mengungkapkan, tidak ada lagi penambahan luas lahan. Artinya, di sini adalah peningkatan produktivitas dari lahan yang ada.

“Nah di sini peran riset atau penelitian untuk mendukung bagaimana ini bisa dicapai dengan membuat benih-benih yang lebih tinggi produktivitasnya atau membuat pupuk yang lebih bisa meningkatkan produktivitas dari kelapa sawit ini,” tutut Arfie.

2. Tugas BPDPKS meningkatkan produktivitas kelapa sawit

Arfie juga menjelaskan kontribusi produktivitas kelapa sawit dari petani swadaya atau petani yang mengelola lahannya sendiri ada 40 persen dan oleh perusahaan swasta sebesar 53 persen yang terjadi di lahan milik rakyat.

“Nah, tugas dari BPDPKS itu, bagaimana bisa meningkatkan produktivitas tersebut. Produktivitas lahan rakyat juta 3 ton per hutan per tahun. Sedangkan potensinya ini bisa mencapai 7-8 ton per tahun. Kami mendukung supaya peningkatan itu bisa tercapai. Dan peningkatan kembali target produksi nasional bisa tercapai dengan program penelitian dan pengembangan,” tutur Arfie. 

3. Peran mengintensifkan pekerja di industri kelapa sawit

Arfie menjelaskan BPDPKS juga berperan mengintensifkan 16 juta pekerja yang terlibat di industri kelapa sawit dan 2,1 juta petani swadaya. Hasil dari peran kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia juga tidak main-main, yakni sebesar 3,5 persen.

“Industri kelapa sawit juga memberikan sumbangsih untuk ketahanan energi dengan program campuran biodiesel, di mana ada 23 juta kiloliter yang sudah dicampurkan dalam program tersebut dan mungkin akan terus bertambah dalam peningkatan yang tadinya awalnya adalah B15, B20, sampai sekarang jadi B35 yang dampaknya itu adalah mengurangi inflasi,” tutur Arfie.

4. 24 jam bersama kelapa sawit

Selanjutnya, Arfie mengatakan, 24 jam kita bersama sawit. Kita mau atau tidak mau ternyata menggunakan produk kelapa sawit sejak kita bangun sampai tidur kembali. Ia menjelaskan, pagi kita menggunakan pasta yang menggunakan bahan baku dari kelapa sawit. Kemudian siang kita mencuci baju menggunakan detergen yang menggunakan bahan baku dari kelapa sawit juga. Kemudian, sarapan memakan gorengan dan bikin nasi goreng menggunakan minyak goreng dari kelapa sawit. Bikin kopi menggunakan krimer yang juga berasal dari kelapa sawit. 

“Kemudian, menanjak siang menggunakan transportasi umum ini menggunakan bahan bakar kelapa sawit. Makan siang dengan kelapa sawit, salat dressing, ice cream, kue kering, dan dan suplemen lainnya. Kemudian sampai dengan malam hari, kalau membersihkan muka menggunakan pembersih muka menggunakan kelapa sawit. Mau tidak mau 24 jam kita menggunakan kelapa sawit,” tutur Arfie.

5. BPDPKS lakukan penelitian kelapa sawit

Arvie mengatakan penelitian yang dilakukan BPDPKS dibagi menjadi dua, yaitu pertama Grand Riset Sawit yang dilakukan para peneliti yang berstatus peneliti di satu perguruan tinggi yang hampir 50 persen itu adalah para generasi millennial yang mendampingi para profesornya untuk melakukan penelitian 

“Kami juga ada program lomba riset sawit tingkat mahasiswa yang ini diikuti para-para peneliti yang ada di setiap kampus,” tutur Arfie.

Arfie mengatakan, BPDPKS sudah melaksanakan sejumlah penelitan dengan lebih dari 12.000 peneliti. Selain itu, badan ini sudah mendanai  lebih dari hampir 400 mahasiswa yang melaksanakan penelitian, bekerja sama dengan lembaga 88 penelitian, dan menghasilkan banyak sekali produk atau berupa paten.

“Ada 50 paten yang sudah didanai, ada 7 buku yang sudah dipublikasikan, dan ada 243 publikasi yang ditayangkan di jurnal internasional,” tutur Arfie. (WEB)