Perlu Kegiatan Bersama Tumbuhkan Cinta Masyarakat Kepada Kelapa Sawit
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T. mengajak semua stakeholders kelapa sawit Indonesia untuk melakukan kegiatan bersama dalam rangka rangka mencintai kelapa sawit Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk memastikan agar kelapa sawit terus tumbuh menjadi komoditas penopang perekonomian masyarakat Indonesia. “Kalau ada kritik, sampaikan dengan baik dan didiskusikan,” katanya dalam Advokasi Sawit dan Peluncuran Buku Mitos dan Fakta Sawit, di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023.
Diskusi dilaksanakan di Hotel Aryaduta, Jakarta dihadiri menghadirkan Prof Dr. Sungaran Saragih M. Ec selaku Ketua Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi) yang menyampaikan Welcome Statement. Sedangkan Keynote Speaker menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T dan Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman. Dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (ASPEKPIR) hadir Wakil Ketua Agus Sutarman.
Musdhalifah menjelaskan cinta kepada sawit adalah karena cinta kita kepada negara karena negara kita akan sulit tumbuh lebih baik jika kita mengkritisi kelapa sawit dengan cara yang tidak baik. Oleh karena itu, lakukankan kritik tetapi dengan cara yang baik.
Menurut dia, perlu bagi kita Indonesia bersama semua stakeholders untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan untuk membangun rasa cinta kepada kelapa sawit agar kelapa sawit bisa tetap menjadi komoditas andalan Indonesia bahkan hingga 100 tahun yang akan datang.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Eddy Abdurrachman mengatakan saat ini muncul stigma bahwa BPDPKS lebih pro kepada pengusaha-pengusaha sawit, khususnya yang bergerak di bidang penyediaan biodiesel. Sebab, dana BPDPKS memang proporsi terbesarnya adalah untuk membiayai pengembangan bahan bakar nabati.
Program biodiesel adalah sangat penting untuk keberlanjutan industri kelapa sawit. Progam biodiesel diinisiasi untuk menciptakan pasar dalam negeri dan menyerap produksi sawit yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Sebelum ada program biodiesel, ketergantungan pasar sawit Indonesia kepada ekspor sangat besar. Pasar domestik baik pangan maupun oliochemichel sangat rendah sehingga memberikan dampak terhadap harga minyak sawit yang ditentukan oleh pasar luar negeri.
Pemerintah nuntuk menginisiasi program biodiesel agar produksi sawit Indonesia banyak diserap untuk kebutuhan domestik. Program B-30 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Alokasikan juga bertumbuh bahkan pada 2023 ini, angkanya mencapai 12 juta metrix ton, naik signifikan jika dibandingkan 2022 yang baru 9 juta ton.
Dia menjelaskan alokasi anggaran BPDPKS didasarkan kepada masing-masing kebutuhan. Misalnya program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat), penyerapannya relatif rendah karena beberapa hal dimana kesiapan pekebun-pekebun kelapa sawit dalam memenuhi persyaratan, belum bisa memepenuhinya.
Dalam mengatasinya, BPDPKS bersama mitra kerja pemerintah terus menerus melakukan upaya-uapaya agar akselesari PSR dapat dilakukan dengan baik sehingga target yang ditetapkan bisa dicapai. Promosi juga demikian, BPDPKS selalu bekerja sama dengan stakeholders agar citra kelapa sawit bisa meningkat, baik di dalam negeri mapun di luar negeri.
Sumber