Startup dan UMKM Bisa Menjangkau Pasar Global Melalui Ekspor Sawit dan Produk Turunannya

Startup dan UMKM Bisa Menjangkau Pasar Global Melalui Ekspor Sawit dan Produk Turunannya
Foto: Talkshow Sawit GenSaw Corner Eps. 3 di Jakarta pada 29 Juni 2022 dengan Narasumber Tofan Mahdi, Choirul Amin, dan Febri Yunarta serta Host Chacha Annisa. (Dok.ANW/BPDPKS)
Startup dan UMKM Bisa Menjangkau Pasar Global Melalui Ekspor Sawit dan Produk Turunannya
Startup dan UMKM Bisa Menjangkau Pasar Global Melalui Ekspor Sawit dan Produk Turunannya

Jakarta - Kelapa sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai US$35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun. Kembali terbukanya keran ekspor sawit menjadi peluang bagi pelaku usaha skala besar, UMKM, petani, bahkan generasi muda untuk melakukan ekspor sawit dan produk turunannya.

Perlu di-highlight bahwa potensi ekspor kelapa sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong , cangkang atau bungkil kelapa sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.

"Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global," ujar Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi dalam gelar wicara Gensaw Corner bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya yang diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama GenerasiSawit.id di Jakarta pada Rabu (29/6).

Tofan menjelaskan, sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya ialah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit. Tofan kemudian menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.

"Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk," kata Tofan.

Hadir dalam kesempatan tersebut, CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa, sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk di ekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan diantaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.

“Sangat possible bagi teman-teman yang ingin ekspor sawit, karena memang persyaratan ekspornya tidak terlalu rumit seperti komoditi-komoditi lain. Teman-teman milenial sangat dibutuhkan sekarang ini untuk membantu petani menjualkan produknya ke luar negeri,” kata Amin.

Diakui Amin, dalam memulai ekspor, di awal memang membutuhkan usaha lebih terkait pengurusan legalitas dan persyaratan lain yang harus dipenuhi. Namun, ketika sudah melakukan ekspor dengan legalitas dan persyaratan yang sudah dipenuhi sebelumnya maka hanya tinggal melakukan promosi untuk melakukan kegiatan ekspor selanjutnya.

Owner Creabrush Indonesia, Febri Yunarta dalam sharing session-nya mengatakan bahwa, usahanya telah mengolah bahan baku lidi dan tandan kosong kelapa sawit menjadi produk seperti lukisan, tas, sendal, cover book, bahkan kotak tisu. Pemasaran produk-produk tersebut sudah dilakukan melalui platform digital. Bahkan, produk-produk tersebut sudah dikenalkan ke Tiongkok dan dalam berbagai pameran lain di luar negeri.

“Animo dan potensi ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar global cukup bagus dan menjanjikan. Hal ini lantaran, pasar luar negeri saat ini tengah menggaungkan produk-produk eco-friendly” tegas Febri. ***(Anwar/BPDPKS)