Program Biodiesel Indonesia Diprediksi Bakal Mengangkat Harga Sawit

HARGA minyak sawit (CPO) pada 2020 diprediksi akan meningkat, salah satunya dipengaruhi oleh penerapan program mandatori biodiesel di Indonesia.

Program Biodiesel Indonesia Diprediksi Bakal Mengangkat Harga Sawit

JAKARTA--Harga minyak sawit (CPO) pada 2020 diprediksi akan meningkat, salah satunya dipengaruhi oleh penerapan program mandatori biodiesel di Indonesia.

Proyeksi tersebut disampaikan oleh Direktur Godrej International, Dorab Mistry saat menyampaikan paparan dalam sesi konferensi bertajuk “World Supply Demand and Price Outlook of Oils for 2019-2020” pada ajang Globoil India 2019 di Mumbai, India, Jumat (27/9/2019).

Mistry memprediksi harga CPO akan akan memiliki ruang untuk rally dan mencapai kisaran 2.500 Ringgit (sekitar US$596) per ton pada Maret 2020. Menurutnya, pergerakan itu akan dipengaruhi oleh harga minyak mentah dan penerapan program mandatori biodiesel oleh Indonesia.

Pemerintah Indonesia menjadwalkan penerapan program mandatori biodiesel 30% (B30) pada 1 Januari 2020. Sementara itu, untuk harga RBD Olein, Mistry memprediksi harga akan mencapai US$600 per ton.

Sebagai catatan, pada perdagangan di Bursa Derivatif Malaysia, Jumat, harga CPO untuk pengiriman Desember 2019 menurun 1% ditutup pada 2.147 Ringgit per ton. Prediksi ini dibuat dengan asumsi kondisi berikut: harga minyak mentah Brent pada US$60-US$80 per barel, penurunan suku bunga di AS, pelambatan ekonomi dunia, peningkatan tensi politik di AS, dan penurunan nilai tukar dolar AS.

Berbicara pada konferensi yang sama, Chairman LMC International James Fry memperkirakan produksi biodiesel Indonesia akan mencapai 8 juta ton pada 2020.

“Harga CPO tidak akan bergerak banyak hingga kuartal pertama, namun akan bereaksi terhadap dampak pengurangan penggunaan untuk pupuk yang telah berlangsung selama dua tahun, musim kering yang berkepanjangan, pertumbuhan produksi yang lambat di Indonesia, and terdorong oleh kebijakan mandatori biodiesel di Asia Tenggara,” kata Fry.

Sedangkan untuk produksi CPO Indonesia selama 2019, Mistry memprediksi akan mencapai 43 juta ton menurun dari poyeksi semula sebesar 45 juta ton, meningkat dibandingkan 2018 yang mencapai 42 juta ton.  

Sedangkan produksi di Malaysia diprediksi mencapai 20,3 juta ton, meningkat dibandingkan 2018 yang mencapai 19,5 juta ton. Sementara itu, produksi CPO global diperkirakan akan naik 2 juta ton hingga akhir 2019 dibandingkan 2018. Prediksi Mistry ini lebih sedikit dibandingkan prediksi sebelumnya yang naik 3,5 juta ton. *** (Sumber: Bloomberg/Reuters)