Dukungan BPDP Di KSTI 2025 untuk Riset Teknologi Biohidrokarbon

Mengusung tema “Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Melalui Penguasaan Sains dan Teknologi”, KSTI 2025 menjadi forum strategis berskala nasional dan internasional yang mempertemukan lebih dari 3.000 peserta dari berbagai kalangan: ilmuwan, teknokrat, CEO BUMN, pelaku industri strategis, pengambil kebijakan tingkat tinggi, hingga diaspora Indonesia. Forum ini fokus pada integrasi antara riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas nasional: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju. Seluruh sektor ini dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia untuk menuju kemandirian teknologi dan daya saing global.
Kegiatan KSTI 2025 meliputi diskusi panel, executive session bersama kementerian dan lembaga strategis, sharing session dengan peraih Nobel dan akademisi dunia, pameran hasil riset dan inovasi industri, hingga penganugerahan BRIN Award untuk institusi dan karya ilmiah terbaik. Salah satu inovasi yang menarik perhatian dalam pameran ini adalah Inovasi Katalis Merah-Putih dari Institut Teknologi Bandung (ITB), hasil kolaborasi riset dengan dukungan dana dari BPDP. Riset ini bertajuk “Inovasi Lanjut Katalis dan Teknologi Bensin Sawit serta Pengembangan Produksi Percontohan Mix Industrial Vegetable Oil (MIVO) dan Minyak Makan Sehat dari Kelapa Sawit.”
Riset ini merupakan kelanjutan dari proyek sebelumnya pada tahun 2020 yang juga dilaksanakan oleh ITB di bawah pimpinan Prof. Subagjo. Fokus utamanya adalah mengembangkan katalis dan teknologi “Merah Putih” untuk co-processing minyak sawit menjadi bahan bakar nabati (bensa). Melalui program riset inisiatif ini, BPDP mendorong pengembangan skala produksi percontohan untuk menghasilkan bahan bakar nabati dari mix industrial oil yang diolah dari kelapa sawit. Targetnya: menghasilkan bensa dengan harga kompetitif dan dapat diterapkan pada skala mikro atau koperasi. Tak hanya bahan bakar, riset ini juga mengembangkan produk minyak makan sehat dari hasil samping (by-product) MIVO, menjadikannya solusi energi sekaligus pangan yang bernilai ganda.
Sebagai tindak lanjut dari inovasi ini, para pemangku kepentingan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Pengolahan Minyak Nabati menjadi Bahan Bakar Nabati. Langkah ini memperlihatkan komitmen kuat Indonesia dalam mewujudkan kemandirian teknologi dengan sawit sebagai salah satu komoditas strategis yang tak hanya menyokong energi, tapi juga ketahanan pangan nasional. (Fit/Ka)