IPB Peringkat 1 Dunia Teraktif dalam Publikasi Riset Sawit

Hasil penelitian terkini mengenai sawit yang dilaksanakan oleh IPB menduduki peringkat pertama dunia dalam hal jumlah total artikel ilmiah internasional yang terindeks pada pangkalan data bereputasi.

IPB Peringkat 1 Dunia Teraktif dalam Publikasi Riset Sawit

JAKARTA—Hasil penelitian terkini mengenai sawit yang dilaksanakan oleh IPB menduduki peringkat pertama dunia dalam hal jumlah total artikel ilmiah internasional yang terindeks pada pangkalan data bereputasi. Peringkat tersebut merupakan analisis Elsevier Research Intelligent, Singapore (2020) tentang Evidence-Based Policy Making for Indonesia.

IPB menduduki peringkat pertama dengan jumlah total artikel sebanyak 69 disusul oleh University of Goettingen (UGOE) Jerman sebanyak 42, Universiti Putra Malaysia (UPM) sebanyak 35, Universiti Malaysia Sabah (UMS) sebanyak 26 dan Center for International Forestry Research (CIFOR) sebanyak 24.

Dalam Berita IPB yang dipublikasikan Kumparan, Rabu (12/2/2020), IPB menyebutkan kelima besar institusi tersebut aktif melakukan riset sawit pada berbagai topik utama seperti pertanaman, biodiversitas, lingkungan, sertifikasi, sustainability, sosio-ekonomi, petani kecil, tutupan lahan dan lain-lain.

Secara khusus, IPB saat ini juga aktif bekerja sama dengan University of Goettingen (Jerman) dan CIFOR melalui berbagai proyek kerjasama riset seperti OPAL, GCRF-Trade Hub, CRC990-EFForTS dan lain-lain. Kapasitas yang terbangun melalui kerjasama riset tersebut di antaranya adalah terbentuknya pool of experts, meluasnya international networks, infrastruktur riset lapang, modul training/kuliah, produk inovatif dan lain-lain.

Sumber pendanaan dalam negeri dapat berasal dari Kemenristek-BRIN, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), perusahaan swasta serta sumber lainnya juga berkontribusi penting dalam mendorong produktivitas riset sawit di Indonesia.

Rektor IPB, Prof Dr Arif Satria, menyatakan bahwa integrasi hulu hilir sawit berbasis riset sangat penting dilakukan untuk menjamin keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia yang merupakan penyumbang devisa signifikan. Melalui kerjasama dengan Cargill, IPB membangun teaching farm kelapa sawit yang sudah berproduksi di Jonggol, Jawa Barat dan menjadi tempat pembelajaran mahasiswa dan tempat pelatihan berbagai pihak dalam hal good agricultural practices (GAP).

Beberapa kerjasama riset IPB dengan BPDPKS antara lain Mitigasi Isu Kandungan 3-MPCDE Ester dan Glycidyl Ester Minyak Sawit di Indonesia; Faktor Emisi Lahan Gambut Indonesia yang di-Drainase untuk Budi Daya Kelapa Sawit: Perhitungan Ulang Faktor Emisi Berdasarkan Beberapa Metode Pengukuran Emisi Karbon; dan Sejarah Asal-usul Status, Riwayat Penggunaan Lahan dan Keanekaragaman Hayati Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.

Di samping itu hilirisasi sawit juga menjadi fokus riset IPB, misalnya melalui inovasi produk surfaktan substitusi impor untuk mendukung teknologi EOR (enhanced oil recovery) sumur minyak tua dan melalui inovasi biomaterial, IPB juga sudah memasarkan produk helm ramah lingkungan melalui perusahaan rintisan (start-up) dari serat limbah tandan buah segar yang keduanya juga dihasilkan dari kerjasama pendanaan dengan BPDPKS.

Terkait capaian tersebut, Arif Satria berjanji akan terus mendorong upaya peningkatan kualitas riset sawit di Indonesia melalui pendekatan interdisiplin maupun transdisiplin sehingga dampaknya dirasakan penerima manfaat secara berkelanjutan. ***