4 Peran Strategis Industri Kelapa Sawit Nasional

Industri sawit menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan ekonomi, serta ketahanan lingkungan.

4 Peran Strategis Industri Kelapa Sawit Nasional

Industri kelapa sawit memiliki fungsi multidimensi dalam ekosistem global meliputi fungsi ekonomi (white function), fungsi sosial budaya (yellow function), fungsi pelestarian tata air (blue function), serta fungsi pelestarian sumber daya alam (green function) (Aldington, 1998; Dobbs dan Petty, 2001; Moyer dan Josling, 2002; Huylenbroeck et al., 2007).

Tungkot Sipayung (2023) dalam buku berjudul Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat mengatakan bahwa industri kelapa sawit menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan (food security), ketahanan energi (energy security), ketahanan ekonomi (economic security), serta ketahanan lingkungan (environment security).

Berikut ini ulasan mengenai peran strategis industri kelapa sawit ditinjau dari aspek ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan ekonomi, dan ketahanan lingkungan.

Ketahanan Pangan. Industri kelapa sawit menghasilkan berbagai produk pangan berbasis biomassa dan minyak sawit dengan aplikasi luas pada industri makanan (PASPI, 2023).

Sekitar 70-90 persen minyak sawit yang diperdagangkan di pasar global digunakan untuk pangan (Sheil et al., 2009; Shimizu dan Descrochers, 2012; Gaskell, 2012; Kojima et al., 2016; Parcell et al., 2018; Hariyadi, 2020). Lebih dari 50 persen produk pangan kemasan yang mengandung minyak sawit dapat ditemukan di supermarket di seluruh dunia (WWF, 2014).

Kontribusi minyak sawit terhadap ketahanan pangan dapat dilihat melalui berbagai aspek seperti ketersediaan (availability) dalam hal volume, mutu, lokasi, dan kontinuitas waktu; keterjangkauan (affordability) secara fisik maupun ekonomi; serta keberlanjutan (sustainability) secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Ketahanan Energi. Selain peran dalam ketahanan pangan, industri sawit menjadi bagian penting dalam ketahanan energi (PASPI, 2023; PASPI Monitor, 2023c). Industri ini menghasilkan berbagai bentuk energi terbarukan, mulai dari bioenergi generasi pertama (first generation bioenergy), generasi kedua (second generation bioenergy), hingga generasi ketiga (third generation bioenergy) yang semuanya berpotensi besar untuk menggantikan energi fosil.

Sumber energi berbasis sawit, baik generasi pertama maupun kedua, merupakan energi baru dan terbarukan. Selama pemanenan energi matahari oleh kebun sawit terus berlangsung (PASPI Monitor, 2024a), produksi ketiga generasi bioenergi tersebut dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

Keunggulan energi hijau (green energy) berbasis minyak sawit menjadikan inovasi ini layak menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan energi nasional. Peralihan dari ketergantungan pada minyak fosil di bawah tanah menuju pemanfaatan minyak nabati di atas tanah memungkinkan Indonesia mengurangi impor energi fosil.

Karena perkebunan sawit tersebar di berbagai daerah, bioenergi sawit dapat memperkuat ketahanan energi daerah dengan tingkat ketersediaan dan keterjangkauan yang lebih baik serta biaya distribusi yang lebih efisien. Akumulasi ketahanan energi daerah tersebut menjadi fondasi ketahanan energi nasional.

Ketahanan Ekonomi. Perkebunan kelapa sawit berperan sebagai lokomotif ekonomi yang menciptakan pendapatan dan memberikan manfaat ekonomi secara inklusif pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Dalam konteks keberlanjutan ekonomi, inklusivitas merupakan konsep fundamental untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan sejahtera dengan tujuan untuk memastikan akses dan manfaat ekonomi yang merata bagi seluruh masyarakat.

Selain itu, keberadaan perkebunan kelapa sawit turut mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lain di wilayah pedesaan dan membentuk pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru (PASPI Monitor, 2024).

Ketahanan Lingkungan. Kontribusi industri sawit terhadap ketahanan lingkungan mencakup konservasi siklus hidrologis, penyediaan energi ramah lingkungan, partisipasi dalam mitigasi perubahan iklim, dukungan terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, serta peningkatan kualitas lingkungan.

Industri kelapa sawit berperan dalam mitigasi perubahan iklim (PASPI Monitor, 2023a; 2024f) melalui berbagai fungsi, antara lain (1) berperan sebagai penyerap karbon (carbon sink) (PASPI, 2023; PASPI Monitor, 2023f); (2) mendorong aforestasi melalui peningkatan stok karbon lahan; (3) menyediakan energi terbarukan dengan emisi lebih rendah dibandingkan energi fosil (Beyer et al., 2020; Beyer dan Rademacher, 2021; PASPI, 2023; PASPI Monitor, 2023e).

Kemudian (4) menghasilkan pangan dengan emisi relatif lebih rendah dibandingkan minyak nabati substitusi (PASPI, 2023) dan (5) meningkatkan teknologi serta tata kelola rantai pasok yang mampu menurunkan emisi dan memperbesar serapan karbon bersih (net carbon sink) (PASPI Monitor, 2021f; 2023c).

Seiring perkembangan yang terjadi, kontribusi industri sawit terhadap peningkatan ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan ekonomi, dan ketahanan lingkungan akan semakin besar.