Tanaman Kelapa Sawit Si Paling Hemat Lahan
Luas areal perkebunan kelapa sawit secara global jauh lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati utama lain.
Secara internasional terdapat 17 jenis minyak nabati yang menjadi sumber minyak dan lemak dunia yang diperdagangkan secara global dengan standar mutu serta keamanan pangan sebagaimana diatur oleh CODEX Alimentarius Commission (Hariyadi, 2010).
Dari ke-17 jenis tersebut, empat di antaranya merupakan sumber utama minyak nabati dunia yakni minyak kelapa sawit (palm oil), minyak kedelai (soybean oil), minyak rapeseed (rapeseed oil), dan minyak bunga matahari (sunflower oil).
Tungkot Sipayung (2023) dalam buku berjudul Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat mengatakan bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit secara global tercatat jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan tanaman minyak nabati utama lain.
Selain paling hemat lahan, kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif apabila dibandingkan dengan minyak nabati utama lain. Berikut ini ulasan mengenai keunggulan kelapa sawit ditinjau dari aspek efektivitas lahan dan produktivitas minyak.
Hemat Lahan. Berdasarkan data United States Department of Agriculture atau USDA (2023), total luas areal keempat tanaman minyak nabati utama dunia mencapai 236,3 juta hektare yang terdiri atas kedelai (139,7 juta hektare); rapeseed (41,5 juta hektare); bunga matahari (28,2 juta hektare); dan kelapa sawit (26,9 juta hektare).
Luas areal tanaman kedelai global lebih dari lima kali lipat apabila dibandingkan dengan areal kelapa sawit. Sementara itu, luas areal tanaman rapeseed hampir 1,5 kali lipat dan luas areal tanaman bunga matahari sekitar 1,2 kali lipat.
Selain memiliki areal terluas, pertambahan luas tanaman kedelai global pada periode 1980-2021 juga merupakan yang terbesar apabila dibandingkan dengan tiga komoditas minyak nabati lain. Ekspansi areal tanaman kedelai dunia mencapai 81,5 juta hektare. Sebagai perbandingan, peningkatan luas perkebunan kelapa sawit pada periode yang sama hanya mencapai 24 juta hektare atau sekitar 29 persen dari tambahan areal tanaman kedelai.
Bisa dipastikan bahwa tanaman minyak nabati yang menunjukkan ekspansi terbesar adalah kedelai. Kemudian diikuti oleh rapeseed dan bunga matahari. Ekspansi perkebunan kelapa sawit merupakan yang paling kecil di antara keempat komoditas tersebut.
Produktivitas Tinggi. Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), minyak kelapa sawit merupakan tanaman yang paling hemat lahan dalam memproduksi satu ton minyak nabati. Minyak kedelai membutuhkan dua hektare untuk menghasilkan satu ton minyak nabati; minyak bunga matahari membutuhkan 1,43 hektare; minyak rapeseed membutuhkan 1,25 hektare; dan minyak kelapa sawit hanya membutuhkan 0,26 hektare.
Temuan serupa didapatkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian atau FAO dalam penelitian pada tahun 2013 yang menyebutkan bahwa penggunaan lahan oleh tanaman kelapa sawit paling efisien di dunia. FAO melaporkan, untuk menghasilkan satu ton minyak sawit hanya dibutuhkan lahan seluas 0,23 hektare. Adapun, untuk menghasilkan satu ton minyak rapeseed dan minyak kedelai maka dibutuhkan lahan masing-masing seluas 1,45 hektare dan 2,22 hektare.
Kemudian apabila ditinjau berdasarkan produktivitas lahan maka tanaman kelapa sawit mampu menghasilkan 3,36 ton minyak/ha/tahun. Sementara itu, kedelai menghasilkan 0,47 ton minyak/ha/tahun.
Adapun, rapeseed dan bunga matahari masing-masing menghasilkan 0,74 ton minyak/ha/tahun dan 0,78 ton minyak/ha/tahun. Dengan demikian, lahan kedelai membutuhkan lebih dari empat kali lipat untuk bisa menyamai hasil minyak dari satu hektare perkebunan kelapa sawit.
Dari total volume produksi empat minyak nabati utama dunia pada tahun 2020 yang mencapai 191,4 juta ton, sekitar 84,2 juta ton berasal dari produksi minyak sawit. Kemudian produksi minyak kedelai mencapai 60,3 juta ton; minyak rapeseed sebesar 27,6 juta ton; dan minyak biji bunga matahari sebesar 19,3 juta ton.
Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun hanya mencatatkan total luas areal sekitar 11 persen, tetapi perkebunan kelapa sawit mampu menyumbang sekitar 44 persen dari total produksi minyak nabati utama global.
Sebaliknya, kedelai yang memiliki luas areal sekitar 60 persen hanya mampu menghasilkan minyak nabati sekitar 32 persen. Data tersebut membuktikan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling efisien dan hemat lahan, sedangkan kedelai tergolong tanaman minyak nabati yang relatif boros lahan.

































