Pengelolaan Sawit Perlu Dibarengi Kemampuan Akademis

YOGYAKARTA—Pemerintah mengingatkan peluang kerja yang semakin terbuka di sektor kelapa sawit perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Keahlian dalam hal pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang tadinya diperoleh secara otodidak perlu ditingkatkan dengan ilmu pengetahuan akademis.

Pengelolaan Sawit Perlu Dibarengi Kemampuan Akademis

YOGYAKARTA—Pemerintah mengingatkan peluang kerja yang semakin terbuka di sektor kelapa sawit perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Keahlian dalam hal pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang tadinya diperoleh secara otodidak perlu ditingkatkan dengan ilmu pengetahuan akademis. Karena itulah kehadiran SDM baru yang telah dibekali dengan kemampuan teknis dan akademis merupakan tuntutan yang harus dipenuhi Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud usai menghadiri acara Wisuda Angkatan III Program Diploma I Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) Stiper dan Pembukaan Kuliah Angkatan IV Program Diploma 1 AKPY Stiper di Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).

"Harapan saya nanti akan tersebar luas SDM-SDM kita yang punya ilmu pengetahuan dasar yang baik untuk perkebunan kelapa sawit. Apalagi selama ini kan hanya otodidak, atau sekadar menanam tapi tidak tahu landasannya, dasar-dasarnya misalnya harus dengan jarak berapa, kenapa pupuk harus dicampurkan dan lain-lain," ujarnya.

Musdhalifah mengatakan peluang kerja di sektor perkebunan kelapa sawit akan semakin terbuka seiring peningkatan produksi dan kualitas hasil perkebunan. Terlebih saatnya tengah terjadi pergantian teknologi dan tren ke arah sawit berkelanjutan. Sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit lebih ditekankan pada aspek kualitas.

"Jadi pengelolaannya akan lebih berkualitas dan itu harus memenuhi macam-macam aspek, seperti ramah lingkungan dengan penerapan teknologi di dalamnya," katanya.

Produk sawit berkualitas, menurutnya, membutuhkan kemampuan SDM yang lebih baik dan lebih fokus untuk mengelolanya. Karena itu dia berharap program pendidikan D1 di AKPY Stiper Yogyakarta bisa menghasilkan SDM perkebunan yang baik.

Sementara itu Direktur AKPY Stiper Yogyakarta Sri Gunawan mengatakan sejak 2016, Instiper menyelenggarakan pendidikan beasiswa untuk anak-anak petani atau buruh tani kelapa sawit. Bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Instiper telah mendidik 600 putra-putri petani kelapa sawit untuk pemenuhan SDM kompeten di bidang perkebunan kelapa sawit.

Dalam tahun 2019, Instiper telah mewisuda 197 mahasiswa program beasiswa dan menerima 300 mahasiswa baru program beasiswa dari BPDPKS yang berasal dari 21 provinsi sentra kelapa sawit. "Harapannya setelah mahasiswa lulus, bisa bekerja di perkebunan kelapa sawit, sebagai mandor di perkebunan luas, di perkebunan rakyat, kebun milik sendiri, maupun di industri pengolahan sawit," tegas Sri Gunawan. *** (Sumber: Antaranews.com)[:]