PALUDIKULTUR, Kunci Sukses PSR

Model Peremajaan kelapa sawit dengan sistem paludikultur dapat menghasilkan estimasi pendapatan paling tinggi pada saat menunggu sawit berproduksi. Apa itu teknologi Paludikultur? dan Bagaimana peran kelembagaan, petani dan pemerintah dalam upaya mensukseskan program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) ini.

PALUDIKULTUR, Kunci Sukses PSR

Peneliti Universitas Lambung Mangkurat (Fakhrur Razie, Yudi Ferrianta dan Rifiana) telah mengembangkan model peremajaan kebun sawit rakyat dengan sistem paludikultur dalam rangka menjaga kesinambungan dan peningkatan pendapatan petani pada lahan gambut dan bergambut di Kalimantan Selatan. Penelitian yang didanai BPDPKS ini memanfaatkan lahan seluas 4 hektar sebagai demo plot kegiatan penelitian tersebut. Sampai dengan tahun ke-2 penelitiannya, telah didapatkan hasil panen yang memuaskan para petani karena telah menghasilkan keuntungan dari hasil panen tanaman holtukutura, antara lain :

Teknik paludikultur merupakan teknik budidaya di lahan rawa dengan cara-cara produktif dan melindungi eksosistem rawa. Teknik ini dapat diadopsikan pada kegiatan PSR  di lahan gambut dengan sistem multiple cropping tanaman sawit dan tanaman semusim bernilai ekonomis tinggi. Prinsip utamanya adalah pengembalian, memperlambat dekomposisi dan menghasilkan bahan organik (biomassa) untuk mencegah kerusakan lahan melalui tiga aspek perlindungan ekosistem gambut yaitu rewetting, revegetation dan revitalisation.

Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No 18/Permentan/KB.330/5/2016 tentang Pedoman Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit. Peraturan menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pembinaan, pemberian pelayanan dan pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit secara efisien dan berkelanjutan melalui peremajaan kebun kelapa sawit.

Dr. Ir. Fakhrur Razie selaku ketua tim peneliti mengatakan bahwa sistem multiple cropping diadopsikan pada areal peremajaan sawit sistem paludikultur yang dilaksanakan ini dapat menjadi salah satu rekomendasi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan menjaga kontinuitas pendapatan petani sawit terutama pada saat awal peremajaan sawit.

Strategi peningkatan kapabilitas inovasi model pengelolaan tanaman sawit saat peremajaan dengan sistem paludikultur dilakukan dengan 4 (empat) pendekatan yaitu perbaikan kelembagaan kelompok tani; perbaikan karakteristik perilaku penerima inovasi (individu petani); perbaikan kualitas informasi dan memaksimalkan interaksi sosial, baik melalui sosialisasi, dialog, koordinasi dan partisipasi antar petani maupun perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pemerintah dapat mengambil peran sebagai mitra dan sumber informasi.

Lebih lanjut, dia menambahkan, untuk menjamin keberhasilan program Peremajaan Sawit Rakyat yang didukung dana sawit dapat dilakukan dengan menjaga dan memperkuat peran kelembagaan petani dalam meningkatkan kapabilitas petani agar handal dalam menerapkan inovasi paludikultur melalui peran internal dan kelembagaan eksternal.

BPDPKS berharap dari hasil kajian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengebangan dan mensosialisasikan program peremajaan sawit rakyat agar dapat berhasil sesuai yang diharapkan. (FF,EW-BPDPKS).

 

__o0o__