BPDPKS Bersama Stakeholder Perkebunan Kelapa Sawit Membahas Progress Kemajuan Penyusunan Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia

BPDPKS Bersama Stakeholder Perkebunan Kelapa Sawit Membahas Progress Kemajuan Penyusunan Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Rapat Pembahasan Progress Kemajuan Penyusunan Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia Tahun 2016 - 2030 di Bogor pada tgl 14 – 15 Agustus 2024. Kegiatan yang di hadiri oleh stakeholder perkebunan kelapa sawit baik dari kementerian teknis, Direktorat teknis terkait, anggota Komite Penelitian dan Pengembangan BPDPKS, asosiasi petani sawit, asosiasi pengusaha sawit dan lembaga peneliti. 

Kepala Divisi Pendidikan SDM, Litbang dan Pengembangan Sarpras BPDPKS, Triana Meinarsih pada pembukaannya menyampaikan kerangka berpikir pada revisi Roadmap Riset Kelapa Sawit Indonesia (2016 – 2030). Adapun revisi Roadmap Riset Kelapa Sawit Indonesia (2016 – 2030 ) musti sinergis dengan RPJMN, Renstra Kementerian terkait, Peta Panduan Industri Kelapa Sawit Nasional Menuju 2024 dan sinergis dengan dokumen perencanaan yang ada di internal BPDPKS, seperti Renstra BPDPKS dan Roadmap BPDPKS Dalam Mendukung Pengembangan Kelapa Sawit Berkelanjutan (2022-2029) untuk Program Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit. Di dalam paparan tersebut Triana juga menyampaikan Isu Perkembangan terkini terkait Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia 2016-2030. Triana berharap kegiatan ini dapat merespon masukkan dari stakeholder riset di sektor hulu dan hilir.  
Acara yang berlangsung 2 hari ini, dihadiri oleh 2 narasumber, yaitu Direktur Eksekutif PSKS-INSTIPER, Dr. Ir. Purwadi, MS, dan Direktur Utama PT Agro Investama Group, Petrus Tjandra, M.B.A. Narasumber pertama yakni Dr. Ir. Purwadi, MS menyampaikan paparan mengenai Tantangan dan Kebutuhan Riset Pembangunan Perkebunan Sawit Rakyat.  
Purwadi memberikan masukan dalam paparannya bahwa membangun perkebunan rakyat perlu model yang berbeda dengan perkebunan besar (memiliki karakter yang berbeda, ”Membangun perkebunan rakyat membutuhkan kajian, riset tambahan dari sekedar sentuhan aplikasi inovasi teknologi. Kebutuhan teknologi tepat berbasis lokal dan atau tersedia di kebun lebih diinginkan ditambah teknologi baru” paparnya.  Purwadi juga menyampaikan dalam paparannya bahwa, riset-riset mulai dari kajian (profiling), desain social engineering, desain institutional engineering dibutuhkan untuk diseminasi teknologi, budaya dan regulasi. Perkebunan rakyat membutuhkan bantuan alat teknologi untuk membangun kapasitasnya, aplikasi teknologi perlu di “Paketkan” dengan Sarpras (Alat dan Bahan). 
Purwadi menyampaikan yang akan kita bangun ini adalah ekosistem sawit berkelanjutan, dengan mengajak semua stakeholder terkait untuk memberikan kontribusi positif dalam menjaring masukan-masukan diberikan dalam proses updating Revisi Roadmap Riset Sawit BPDPKS. Purwadi juga menyoroti bagaimana sektor hulu untuk SDM secara khusus perlu dirisetkan untuk petani saat ini. Pada sesi kedua, Petrus Tjandra menyampaikan paparan Arah Riset Indonesia Untuk Pengembangan Industri Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Sektor Hilir. Petrus Tjandra memaparkan mengenai revolusi industri sawit yang terdiri dari wet process dan dry process. 
“Riset itu untuk pengembangan industri dan untuk peningkatan kesejahteraan petani, karena petani itu berhak sejahtera” ujar Petrus Tjandra dalam paparannya. Petrus juga memaparkan program prioritas untuk riset penting dan mendesak untuk dijalankan saat ini  yaitu : 1). Re-planting, 2). Penurunan emisi, 3). Pemanfaatan Biomassa Sawit (seperti contohnya Sandwich laminated lumber, starch (for MSG, Bioethanol, etc), fiber (for energy), nira (for gula cair - serupa dengan maple syrup, called oil palm syrup), dan 4). Penggunaan pupuk Organik. 
Komite Penelitian dan Pengembangan BPDPKS, Prof. Didiek menambahkan perlu dipikirkan dan dicari cara baru untuk diseminasi yang efektif untuk hasil-hasil riset yang sudah ada. Saat ini juga sudah dilakukan oleh BPDPKS penelitian akselerasi program Replanting oleh PSEKP, Kementerian Pertanian. Tujuan dari riset tersebut untuk  meng"capture" kendala PSR di lapangan. 
Di akhir acara, Purwadi menyampaikan bahwa Roadmap Riset Sawit Indonesia Tahun 2016 - 2030 untuk dapat di buat clustering dalam hal mapping riset-riset sesuai dengan pemanfaatannya.  Selanjutnya Petrus menambahkan dan menekankan bahwa “Inovasi didengarkan dahulu, dicoba dahulu, dan disampaikan kepada pengusaha besar bahwa inovasi dan teknologi bukanlah sebuah ancaman bagi pengusaha besar". 

Rapat Pembahasan Progress Penyusunan Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia Tahun 2016 - 2030 pada hari kedua dilakukan pembahasan secara intensif draft Revisi Roadmap Riset Sawit Indonesia Tahun 2016 -2030 antara BPDPKS dengan seluruh peserta yang hadir. 
 Acara yang berlangsung secara hybrid ini di tutup oleh Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana, Kabul Wijayanto. Pada penutupannya Kabul Wijayanto mengharapkan agar acara rapat pembahasan ini, dapat menangkap urgensi kebutuhan riset dari hasil diskusi 2 hari ini, misal: Teknologi Pencegahan dan Kuratif Ganoderma. diharapkan juga bagaimana hasil-hasil riset ini bisa dikomersialisasikan, harapannya, mencapai target yang achievable. Karena target eksisting roadmap sangat rigid, dan selanjutnya dilakukan pemetaan, clustering berdasarkan skala prioritas. ( YU/ TM)