BPDP Sinergi dengan SAMADE Dorong Hilirisasi Sawit Skala Mikro Berbasis Ekonomi Hijau di Sumut

MEDAN – Sebagai upaya peningkatan hilirisasi sawit melalui penerapan ekonomi hijau dan ekonomi biru, asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menggelar workshop Ekonomi Hijau dan Hilirisasi UKMK Perempuan Petani Sawit Naik Kelas di auditorium Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, pada 6 s.d. 7 Februari 2025.
Kota Medan merupakan lokasi digelarnya workshop ekonomi hijau karena memiliki potensi sawit dan UKMK cukup banyak.
Direktur Utama BPDP diwakili Kepala Divisi UKMK Helmi Muhansah, yang hadir secara virtual mengatakan kelapa sawit pengaruhnya masih sangat besar.
“Tahun lalu sebesar 20 miliar dolar AS disumbangkan oleh kelapa sawit. Kurang lebih Rp320 triliun devisa disumbangkan untuk negara kita,” tutur Helmi.
Yang menarik lagi, lanjut Helmi, banyak yang bisa digunakan dari kelapa sawit, seperti lidi yang dapat diolah menjadi beragam kerajinan berupa tas, untuk batik. Ada lagi untuk minyak goreng, minyak goreng merah juga jadi roti.
"Banyak yang bisa digunakan. Ini salah satu program pemerintah untuk hilirisasi," terang Helmi.
Ketua Pelaksana Workshop yang juga Bidang Usaha Kecil Mikro Koperasi (UKMK) Samade, Hendra Dermawan, pada Kamis (6/2) mengatakan Samade terus berkomitmen berinovasi bagaimana menghasilkan hilirisasi produk turunan dari kelapa sawit yang bisa dikerjakan oleh perempuan petani sawit. Seperti, lidi, daunnya bisa digunakan untuk produk kerajinan.
Hilirisasi kelapa sawit ini juga menurut Hendra, sebagai bagian mewujudkan misi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.
"Asta cita yakni mendorong ekonomi hijau dan ekonomi biru serta tingkatkan hilirisasi," kata Hendra.
Dengan hilirisasi produk sawit, perempuan petani sawit, terutama UKMK mampu memenuhi kehidupannya. Selain bahan mentah tadi seperti lidi, juga minyak jelantah sawit bisa diolah lagi menjadi minyak murni, lilin aroma terapi, sabun mandi dan parfum.
Hendra sendiri sudah menggerakkan perempuan petani untuk hilirisasi produk melalui usaha UMKM yang dibentuknya. Di sini dia bersama kaum perempuan mengolah limbah sawit menjadi produk seperti aneka tas lidi sawit untuk pria dan wanita, kotak tisu lidi sawit, sapu lidi sawit. Juga aneka sapu lidi sawit, souvenir gantungan kunci sawit, sabun minyak mentah jelantah, lilin aroma terapi, teh daun sawit. Ada lagi produk piring, mangkok, bakul nasi, tempat buah dan sebagainya.
"Jika produk turunan sawit dikembangkan menjadi produk lain maka banyak keuntungan yang diperoleh perempuan petani sawit," katanya.
"Hilirisasi sawit bagi perempuan petani sawit sangat berpotensi besar mengingat Indonesia saat ini merupakan produsen sawit terbesar dunia, lebih 40 persen minyak nabati dunia dari Indonesia," tegasnya.
Acara yang berlangsung dua hari ini diikuti kurang lebih 100 orang peserta dari unsur mahasiswa, dosen dan pelaku UMKM Kota Medan seperti UMKM keripik kentang dan anyaman.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Rektor II UMSU, Prof.Dr.Akrim, MPd, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Indra Kuspriyadi dan Sekretaris caretaker DPD Samade Sumut Mukhtar Sinaga. *** (Anwar, BPDP)