Peneliti: B50 Saja Layak, Apalagi B30

KEBERHASILAN uji jalan penggunaan biodiesel 50% (B50) mendorong Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk mengembangkan penggunaan B50 pada kendaraan.

Peneliti: B50 Saja Layak, Apalagi B30

KEBERHASILAN uji jalan penggunaan biodiesel 50% (B50) mendorong Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk mengembangkan penggunaan B50 pada kendaraan.

"Hal ini didasari sejumlah hal yang menurut kami sangat penting, yakni keberhasilan uji jalan mobil kami yang menggunakan B50 sepanjang 5.000 kilo meter dari Medan ke Jakarta dan sebaliknya," kata Direktur PPKS Hasril Hasan Siregar kepada para wartawan di Medan, Senin (11/2/2019) sebagaimana diberitakan Medanbisnisdaily Online.

Menurut Hasril, hasil uji jalan juga membuktikan bahwa penggunaan B30 yang direncanakan tahun ini akan sangat mungkin dilakukan. `Ada dasar ilmiah atau science base yang menjelaskan bahwa B50 saja bisa layak, apalagi B30."

Hasril menyebutkan, hal lain yang membuat pihaknya gembira adalah dukungan dari Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Rusman Heriawan. Menurutnya, Rusman menyambut baik kesuksesan itu namun meningatkan mengenai roadmap pemerintah yang saat ini fokus pada penyerapan dan penggunaan B20 dan B30.

"Beliau hari Minggu (10/2/2019) datang ke PPKS dan melihat langsung proses dan kerja mesin mobil yang berbaham bakar B50 yang dipakai untuk uji jalan kemarin," ujar Hasril.

Akhir Januari lalu, PPKS melakukan uji jalan menggunakan mobil bermesin diesel sejauh 5.000 km menempuh rute Medan-Jakarta dan Jakarta-Medan. Road Test B50 menggunakan dua kendaraan uji merek Toyota Innova diesel keluaran tahun 2018. Mobil kontrol menggunakan bahan bakar diesel komersil yang diperoleh dari SPBU Pertamina, odometer sebelum pengujian menunjukkan angka 3.855 km.

Sebagaimana diberitakan Kontan, Ketua Tim Road Test Biodiesel B50 PPKS Muhammad Ansori Nasution mengungkapkan kendaraan yang digunakan tidak menemui hambatan apapun sepanjang perjalanan.  

Penggunaan B50 dan B20 dalam uji coba tersebut menunjukkan kalau bahan bakar dan emisi gas buang keduanya berbeda. Selain itu, hasil dyno test menunjukkan bahwa power mobil yang menggunakan B50, 4% lebih rendah daripada mobil yang menggunakan B20.

Sementara itu, mobil uji menggunakan bahan bakar dengan komposisi bauran biodiesel sejumlah 50% (B50), odometer sebelum pengujian menunjukkan angka 74 km.

Sebelum road test dimulai, kedua mobil diperlakukan sama. Untuk menghindari bias terkait dengan gaya mengemudi, dalam uji coba ini pengemudi pada kendaraan pertama dan kedua saling bertukar posisi kemudi setiap 500 km.

Kedua driver merasakan mobil yang menggunakan B50 lebih responsif, namun pengakuan itu tidak terukur. Berdasarkan konsumsi bahan bakar, mobil dengan B50 sedikit lebih boros dibandingkan mobil kontrol yang menggunakan B20.

Jika mobil kontrol dalam satu liter bahan bakar bisa menempuh perjalanan sejauh 10,86 km, mobil uji hanya 10,61 km.  Namun demikian, rata-rata emisi gas buang mobil berbahan bakar B50 lebih ramah lingkungan. ***