Keunggulan Minyak Sawit dalam Ketersediaan Pangan

Minyak sawit memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan pangan seperti produktivitas tinggi, volume besar, pasokan stabil, dan penggunaan luas.

Keunggulan Minyak Sawit dalam Ketersediaan Pangan

Minyak nabati memiliki peran penting sebagai sumber pangan bernutrisi bagi kesehatan manusia (PASPI Monitor, 2021a). Di antara tujuh belas jenis minyak nabati yang diproduksi secara global, terdapat empat jenis minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia, yaitu minyak sawit, minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak biji bunga matahari.

Keempat jenis minyak nabati utama tersebut secara kolektif menyumbang sekitar 85–90 persen dari total konsumsi minyak nabati dan lemak dunia yang menunjukkan peranan dominan dalam memenuhi kebutuhan pangan global.

PASPI Monitor (2022) dalam jurnal berjudul Ketahanan Pangan Minyak Nabati Global Berkelanjutan mengatakan bahwa minyak sawit memiliki beberapa keunggulan dalam hal ketersediaan pangan. Keunggulan tersebut seperti produktivitas tinggi, volume besar, pasokan stabil, dan penggunaan luas. Berikut ini ulasan mengenai keunggulan minyak sawit dalam hal ketersediaan pangan.

Produktivitas Tinggi. Minyak sawit dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit yang memiliki tingkat produktivitas minyak per hektare sekitar 8–10 kali lebih tinggi apabila dibandingkan dengan produktivitas minyak nabati lain seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak biji bunga matahari.

Kelapa sawit tidak hanya merupakan tanaman dengan efisiensi penggunaan lahan tertinggi, tetapi juga memiliki produktivitas minyak paling besar di antara berbagai sumber minyak nabati lain (PASPI Monitor, 2021c). Secara rata-rata, produktivitas kelapa sawit (gabungan antara CPO dan CPKO) mencapai 4,3 ton per hektare.

Sebagai perbandingan, produktivitas tanaman rapeseed, bunga matahari, dan kedelai dalam menghasilkan minyak masing-masing hanya sekitar 0,7 ton per hektare; 0,52 ton per hektare; dan 0,45 ton per hektare.

Volume Besar. Minyak sawit memiliki volume produksi terbesar di antara seluruh jenis minyak nabati di dunia. Pangsa produksi minyak sawit terhadap total produksi empat minyak nabati utama dunia meningkat secara signifikan, dari 28 persen pada tahun 1980 menjadi 43 persen pada tahun 2021.

Berdasarkan data USDA (2021), total volume produksi minyak sawit dunia (gabungan antara crude palm oil/CPO dan palm kernel oil/PKO) mencapai 84,2 juta ton atau sekitar 43 persen dari total produksi minyak nabati dunia.

Dengan volume produksi yang demikian besar, dinamika pasokan minyak sawit global memiliki pengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan minyak nabati dunia secara keseluruhan.

Pasokan Stabil. Pasokan minyak sawit relatif stabil sepanjang tahun dengan fluktuasi volume produksi yang minimal dari bulan ke bulan. Minyak sawit baik CPO maupun PKO dihasilkan dari tanaman kelapa sawit yang mulai berproduksi setelah berumur sekitar empat tahun.

Dengan komposisi tanaman yang ideal, kelapa sawit mampu menghasilkan minyak secara konsisten setiap bulan hingga mencapai usia produktif sekitar 25 tahun. Stabilitas pasokan tersebut menjadikan minyak sawit sebagai sumber minyak nabati yang andal dan memberikan kepastian dalam penyediaan minyak nabati bagi kebutuhan global.

Penggunaan Luas. Minyak sawit merupakan bahan baku dengan penggunaan yang sangat luas dalam industri oleofood complex, antara lain untuk produksi minyak goreng, margarin, shortening, cokelat, makanan ringan, mie instan, biskuit, roti, serta berbagai produk pangan lain. Selain itu, minyak sawit memiliki keunggulan nutrisi yang menjadikannya bahan baku unggulan dalam produk pangan.

Beberapa keunggulan tersebut antara lain kandungan antioksidan alami yang berfungsi sebagai pengawet alami, kemampuan memberikan tekstur yang halus dan lembut pada makanan, serta sifatnya yang bebas lemak trans, tidak berbau, tidak berasa, dan dapat meningkatkan cita rasa produk pangan secara keseluruhan.