Dibutuhkan 60 Juta Ton Sawit untuk Terapkan Mandatori B100

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang, menyatakan Indonesia perlu meningkatkan produksi minyak sawit jika ingin menerapkan program mandatori B100 karena dibutuhkan minimal 60 juta ton minyak sawit per tahun. Saat ini, volume produksi di dalam negeri baru mencapai 42 juta ton per tahun dari sekitar 15 juta hektare kebun sawit. `Saat ini volume produksi 42 juta ton per tahun.

Dibutuhkan 60 Juta Ton Sawit untuk Terapkan Mandatori B100

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang, menyatakan Indonesia perlu meningkatkan produksi minyak sawit jika ingin menerapkan program mandatori B100 karena dibutuhkan minimal 60 juta ton minyak sawit per tahun. Saat ini, volume produksi di dalam negeri baru mencapai 42 juta ton per tahun dari sekitar 15 juta hektare kebun sawit. `Saat ini volume produksi 42 juta ton per tahun. Ideal atau tidak, tergantung kita melihatnya seperti apa. Kalau melihat sebagai bahan makanan mungkin cukup, tapi kalau sawit sebagai energi tidak cukup. Kebayang, kalau B100 maka kurangnya banyak,` ujar Togar dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, (19/11/2018). Menurut Togar, untuk meningkatkan produktivitas hingga mencapai 60 juta ton per tahun belum memerlukan pembukaan lahan baru. `Sekarang [luas lahan] 14-15 juta hektare. Kalau 15 juta hektare ini bisa punya produktivitas [masing-masing] 4 juta ton, maka bisa 60 juta ton. Ada spare 15 juta ton untuk di-improve, 3-5 tahun mendatang belum perlu buka lahan baru,` katanya. Untuk mendukung produksi sebanyak itu, produktivitas di lahan yang sudah ada saat ini sangat mungkin ditingkatkan khususnya di sektor perkebunan rakyat. Indonesia saat ini sudah menerapkan program mandatori B20, untuk mengurangi impor solar dan menghemat cadangan devisa. Sejak 1 September 2018, program mandatori B20 diperluas untuk menjangkau semua sektor, termasuk Public Service Obligation (PSO) dan non-PSO. ***