Beragam Inovasi Pemanfaatan Biomassa Kelapa Sawit

Inovasi biomassa kelapa sawit telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir melalui dukungan program Grant Riset Sawit BPDP.

Beragam Inovasi Pemanfaatan Biomassa Kelapa Sawit

Biomassa berbasis kelapa sawit telah sejak lama dimanfaatkan di lingkungan perkebunan, meskipun masih dalam bentuk pemanfaatan sederhana seperti penggunaan tandan kosong sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah atau pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan bakar mesin boiler di pabrik kelapa sawit (PKS) serta sebagai material pengeras jalan di area perkebunan.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai produk bernilai tambah tinggi kini dapat dihasilkan dari biomassa kelapa sawit (Naik et al., 2010; Thomas et al., 2021; Hau et al., 2022; Hariz et al., 2023; Nabila et al., 2023; Singh et al., 2025). Produk tersebut mencakup bioenergi (seperti bioetanol, biocoal, briket, serta biogas dari palm oil mill effluent/POME); biofertilizer (pupuk organik dan pembenah tanah); biomaterial (biokomposit, karbon aktif, bioplastik, biochar, furnitur berbahan biofiber, dan produk kriya); pakan ternak; serta berbagai produk biokimia lain.

Sebagai produsen biomassa sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan ekosistem hilirisasi biomassa secara optimal di dalam negeri. Salah satu bentuk dukungan terhadap penguatan ekosistem tersebut adalah melalui program Grant Riset Sawit (GRS) yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Program ini secara intensif mendorong penelitian dan inovasi teknologi pemanfaatan biomassa sawit dalam satu dekade terakhir.

PASPI Monitor (2025) dalam jurnal berjudul Keunggulan dan Inovasi Pemanfaatan Biomassa Sawit: Mengubah “Limbah” Menjadi “Emas” mengatakan bahwa inovasi teknologi proses dan produk hilirisasi biomassa sawit telah berkembang secara signifikan. Hilirisasi biomassa sawit berpotensi untuk menjadi sektor bisnis bernilai ekonomi besar sekaligus mendukung penerapan ekonomi sirkular dan pembangunan yang berkelanjutan.

PASPI Monitor (2025) mencatat beragam inovasi produk hilir berbasis biomassa kelapa sawit yang dihasilkan melalui program Grant Riset Sawit. Berikut ini ulasan mengenai berbagai macam inovasi biomassa sawit berdasarkan jenis biomassa yang mencakup tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang sawit, serta pelepah dan batang sawit.

Tandan Kosong Kelapa Sawit. Inovasi produk yang berhasil dikembangkan dari TKKS melalui program Grant Riset Sawit antara lain gula (glukosa); kulit miselium (alternatif kulit hewan) untuk produk fashion; polimer (biokomposit) pada plafon; hidrogel berbasis selulosa yang digunakan untuk wrapping (wet and dry) dan absorbent pad; serta wood plastic composite (WPC) untuk material konstruksi.

Kemudian dikembangkan pula produk seperti paperbag (polybag) untuk pembibitan sawit; carbon black yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penguat ban kendaraan, pigmen stabilizer UV, isolator, tinta, pelapis, selang, dan sabun konveyer; rayon viskosa dan benang pilin untuk produk fashion; material berbasis aerogel, kemasan produk pangan penyerap minyak; bahan elektroda (karbon aktif, graphene, dan carbon nanotube) pada superkapasitor yang dapat diaplikasikan pada lampu LED dan penggerak dinamo; bioplastik; serta jaket anti-peluru dan komponen otomotif seperti bumper mobil dan motor.

Selain itu, produk turunan lain mencakup green xylitol yang diaplikasikan pada industri pangan, farmasi, dan kimia; bio-BTX yang merupakan senyawa aromatik benzena, toluena, dan xilena; furfural; media tanam jamur tiram, ekstraksi enzim ligninolitik, bahan baku CMC yang food grade, dan pupuk organik; bio-crude oil atau BCO; cellulose nano crystals atau CNC; nano crystaline cellulose atau NCC yang dapat diaplikasikan sebagai reinforcing material, filler, dan carrier pada berbagai produk medis dan farmasi, kemasan, komposit kayu dan kertas, hingga produk pangan; metanol dan dimetil-eter; serta bioplastik untuk kemasan produk pangan.

Cangkang Sawit. Program Grant Riset Sawit menghasilkan berbagai inovasi produk dari jenis biomassa cangkang sawit seperti PalmCrete yang merupakan beton berbasis biomassa; elektroda berbasis graphene dan carbon nanotube untuk superkapasitor; serta carbon nanofiber (CNF) yang dapat dimanfaatkan sebagai filter udara dan material energi terbarukan.

Pelepah dan Batang Sawit. Program Grant Riset Sawit juga menghasilkan beragam inovasi produk dari jenis biomassa pelepah sawit seperti bio-crude oil (BCO); bio-oil; serta metanol dan dimetil eter. Kemudian jenis biomassa batang sawit menghasilkan produk kayu (laminasi) dan air nira; tepung pati kaya gula dan bahan bakar (tepung biomass) untuk sistem pembakaran; metanol dan dimetil eter; serta biopellet.

Guna mendukung pemanfaatan hasil-hasil penelitian tersebut, pemerintah Indonesia telah mengembangkan sejumlah perintisan hilirisasi biomassa sawit, yaitu (1) pembuatan prototipe material berbasis serat sawit untuk produk seperti kantong kertas pembibitan sawit, artificial leather, bahan sepatu dan helm, hingga rompi antipeluru; (2) pengolahan TKKS sebagai prekursor bioethanol selulosa, biopolimer, bioplastik, dan bahan baku asam organik bernilai tinggi; serta (3) pengembangan biofuel berbasis biomassa lignoselulosa seperti cangkang dan tandan kosong.

Hilirisasi biomassa kelapa sawit bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi biomassa. Pengolahan biomassa menjadi produk energi dan pakan ternak seperti briket, activated carbon, atau komponen serat untuk otomotif dapat meningkatkan nilai tambah hingga 2,3 kali lipat.

Pemrosesan lebih lanjut menjadi produk biokimia seperti bioplastik, biopolimer, glukosa, dan xylitol meningkatkan nilai tambah hingga 4,75 kali. Nilai tambah biomassa sawit dapat meningkat hingga 8-9 kali jika diolah menjadi produk hilir tingkat lanjut seperti furfural, biokatalis, dan kapasitor energi.