Bpdpks Dan Kemenperin Dukung P3PI Update Teknologi Dan Talent Pabrik Kelapa Sawit

Bpdpks Dan Kemenperin Dukung P3PI  Update Teknologi Dan Talent  Pabrik Kelapa Sawit

Jakarta - BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) mendukung pengembangan teknologi pengolahan kelapa sawit, terutama update teknologi dan talent Pabrik Kelapa Sawit lewat T-POM (Tecnology & Talent Palm Oil) Conference and Exhbition” yang diselenggarakan Perkumpulan Praktisis Profesional Perkebunan  Indonesia (P3PI) dan Media Perkebunan.

Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika ketika membuka T-POM menyatakan pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan teknologi dan pengembangan SDM. Karena itu T-POM merupakan acara yang sangat penting dan strategis bagi Kemenperin.

Indonesia dengan minyak kelapa sawit saat ini sudah memproduksi dan mencukupi  sebagian besar kebutuhan global lemak dan minyak nabati  dunia. “Produksi CPO dan PKO   51,2 juta ton tahun 2022, ekspor bahan baku kecil sekali hanya 7,52% sedang sisanya 92,5% sudah merupakan produk olahan. Apresiasi setinggi-tingginya pada pelaku usaha sawit,” kata Putu.

 Dengan nilai ekspor Rp500 triliun dan perdagangan dalam negeri Rp250 trilun, ini merupakan bisnis sangat besar bagi perekonomian negara. Teknologi PKS sudah 100 tahun tidak berubah dan terima apa adanya dengan titik berat hanya memproduksi lemak. Sekarang kondisi sudah berubah, bukan hanya untuk pangan saja tetapi untuk bahan bakar masa depan, baik untuk green biodiesel, green avtur, green gasoline yang bisa langsung digunakan menggantikan bahan bakar fosil.

Dunia menghadapi tantangan berat terkait perubahan iklim, solusinya adala emisi nol. Indonesia dengan biofuel sawit masuk ke sini. Produk oleokimia dari sawit berupa biopolimer juga akan jadi solusi untuk menggantikan polimer berbasis minyak bumi yang perlu ratusan tahun untuk terurai.

“Generasi mendatang akan memimpin dunia dengan biofuel, biopolimer , bahan kimia dari biomassa , yang semuanya berasal dari sawit. Kementerian Perindustrian sangat mendukung pengembangan teknologi. Salah satunya lewat revisi  PP nomor 1 tentang devisa hasil ekspor. Devisa ini harus diupayakan ada di Indonesia dalam jangka waktu tertentu sehingga bisa digunakan untuk pengembangan teknologi sampai komersialisasi,” katanya.

Upaya lain yang dilakukan Kemenperin adalah dengan mengeluarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk CPO dan minyak goreng sawit. Ada permintaan SNI edible mesocarp. Masih banyak yang bisa dikembangkan dari sawit.

Industri yang berkembang perlu SDM unggul. Kemenperin juga sudah mengeluar Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) mulai dari operator sampai manajer untuk industri minyak mentah sawit, minyak goreng sawit, oleokimia dan biodiesel. Lembaga pendidikan dibawah Kemenpern sudah mendapat akreditasi untuk jadi lembaga sertifikasi profesi SKKNI tersebut. Dengan kebutuhan tiap tahun 1.000 orang tenaga kerja di pengolahan sawit, Kemenperin juga minta beasiswa BPDPKS untuk mahasiswa di lembaga pendidikan Kemenperin.

Ketua P3PI bidang PKS, Posma Sinurat menyatakan T-POM ini akan diadakan rutin setiap tahun dan menjadi tempat bagi pelaku PKS untuk selalu update dengan teknologi terbaru, kemampuan SDM semakin meningkat sehingga industri kelapa sawit tetap kompetitif. Contohnya pengelola PKS nanti tidak hanya akan berkutat pada OER saja tetapi juga bagaimana menjaga supaya emisi gas rumah kaca rendah.

Pemimpun Umum Media Perkebunan, Gamal Nasir menyatakan T-POM diadakan karena kedepan tuntutan yang dihadapi PKS juga semakin berat , terutama terkait lingkungan.  Teknologi juga semakin berkembang . T-POM menjadi ajang bagi praktisi PKS untuk mencari tahu teknologi dan trend PKS.

Jenny Elisabeth dari Komite Litbang BPDPKS menekan betapa pentingnya PKS menghasilkan CPO yang memenuhi standar mutu untuk menjaga kompetitifnya industri olahan. Tuntutan pasar akan mutu produk olahan yang semakin meningkat harus diantisipasi PKS dengan menghasilkan CPO bermutu tinggi. Mulai dari kebun, PKS dan transportasi CPO harus dijaga.

Udin Hasanudin, juga dari Komite Riset BPDPKS menekankan bahwa banyak produk yang bisa dihasilkan dari limbah PKS. Dengan proses pengolahan limbah bisa menjadi pendapatn baru bagi PKS.

Sahat Sinaga dari Dewan Minyak Sawit Indonesia membawa teknologi baru , yaitu pabrik tanpa uap yang bisa dikembangkan oleh petani yang emisi karbonya rendah. Pabrik ini akan menghasilkan minyak yang dikomsumsi langsung dengan nutrisi tinggi, sangat ramah lingkungan karena emisinya rendah sekali dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Sumber