Aktivitas Petani Sawit Tetap Normal di Tengah COVID-19

Aktivitas petani sawit berlangsung normal di tengah pandemi COVID-19 sehingga kondisi perekonomian mereka masih terjaga. Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani selama Ramadhan juga terbilang baik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Aktivitas Petani Sawit Tetap Normal di Tengah COVID-19
(Ilustrasi/FOTO: Antara/Aswaddy Hamid

JAKARTA—Aktivitas petani sawit berlangsung normal di tengah pandemi COVID-19 sehingga kondisi perekonomian mereka masih terjaga. Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani selama Ramadhan juga terbilang baik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rino Afrino saat menjelaskan dampak COVID-19 terhadap petani sawit. Menurutnya, petani sawit di 22 provinsi mampu bertahan dari gejolak ekonomi akibat COVID-19.

Rino membatah anggapan bahwa petani sawit kesulitan bahan pangan akibat COVID-19. "Mereka yang bicara tadi mungkin bukan petani dan tidak punya kebun sawit. Selain itu, mereka hidup bukan dari TBS sawit," ujar Rino dalam keterangan resmi sebagaimana dikutip Detik.com, (27/4/2020).

Ia menjelaskan, posisi harga (TBS) di awal Ramadhan tahun ini berada di rentang Rp1.250-Rp1.700 per kilogram (kg), lebih baik ketimbang posisi di awal Ramadan 2019 antara Rp800-Rp1.350/kg. Kondisi ini dinilai Rino lebih menguntungkan petani.

Penegasan yang sama disampaikan Kasriwandi, petani sawit dari Muara Bulian Jambi. "Petani sawit itu sangat teruji dengan turun naiknya harga sawit. Justru di saat Corona ini harga TBS kami lebih cantik sebelum ada Corona tahun lalu. Jadi harga turun naik itu biasa. Kalau kelaparan, sangat tidak mungkin, di saat harga TBS Rp800 saja kami bahagia apalagi rata-rata harga TBS petani swadaya saat ini Rp1.500/kg," ujar Kasriwandi.

Hal ini diamini petani sawit asal Sulawesi Barat, Andi Kasruddin. Dia mengatakan sepanjang pabrik sawit tetap beroperasi maka penghasilan petani tetap aman dan tidak akan kelaparan. "Bagi kami, petani sawit sudah teruji dan tahan lapar selama membangun kebun sawit dari nol sampai menghasilkan," imbuh dia.

Sementara petani sawit asal Papua Barat, Dorteus Paiki menegaskan, petani tetap baik dan tidak ada yang kelaparan. "Kami di Papua Barat tetap hidup aman dan sehat walaupun ada ancaman pandemi Corona. Sebagai Petani sawit di Papua Barat, mohon semua pihak jangan memanfaatkan situasi saat ini untuk kepentingan pribadi," tegas Paiki. ***