Sinergi Pengembangan Perkebunan Kelapa, BPDP Kunjungi Pabrik PT NICO di Halmahera Utara
Selasa, 11 November, rombongan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara tiba di fasilitas produksi PT Natural Indococonut Organik (NICO) di Tobelo Selatan, Halmahera Utara. Kunjungan lapangan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat sinergi pemerintah dan pelaku industri kelapa dalam mendorong pengembangan sektor perkebunan di wilayah timur Indonesia. Tim turut didampingi oleh Dinas Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Halmahera Utara sebagai dinas pembina perusahaan.
Hadir pada kunjungan lapangan tersebut Direktur Penyaluran Dana Sektor Hulu BPDP, Normansyah Hidayat Syahruddin; Kepala Divisi Penyaluran Dana Sektor Hulu Perkebunan Kelapa BPDP, Triana Meinarsih; beserta tim BPDP. Pada kunjungan lapangan ke PT NICO, tim BPDP berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan serta didampingi oleh Kepala Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Sakop; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Utara, Piet Hein Anthony; Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, Abdu Wahab; dan Kepala Bidang Perdagangan - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Halmahera Utara, Taufik Biskali.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Direktur Penyaluran Dana Sektor Hulu BPDP, Normansyah Hidayat Syahruddin, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Sakop; perwakilan Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Utara, Piet Hein Onthony. Suasana berjalan kondusif dan penuh antusiasme, mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat ekosistem industri kelapa nasional.
Dalam agenda tersebut, General Manager PT NICO, Nanang Rismadi, memaparkan konsep operasional perusahaan yang mengusung prinsip zero-waste. Melalui pendekatan ini, seluruh bagian kelapa—mulai dari daging, air, sabut, tempurung hingga kulit ari—diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti santan, air kelapa, kelapa bubuk, keripik kelapa, arang tempurung, dan minyak kelapa. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat daya saing PT NICO sebagai industri pengolahan kelapa modern.
Rombongan juga mendapat kesempatan untuk melihat langsung alur produksi di dalam pabrik. Mulai dari proses penyortiran buah kelapa berdasarkan ukuran dan kualitas, pengupasan serta pemisahan bagian kelapa, pengolahan di setiap lini produksi, hingga tahap akhir berupa pengemasan produk yang siap dipasarkan. Seluruh proses dilakukan dengan standar higienis dan penggunaan mesin modern, memberikan gambaran nyata tentang bagaimana PT NICO menjaga mutu dan efisiensi produksi. Selama berkeliling, rombongan turut menyaksikan penerapan nyata prinsip zero-waste serta pemanfaatan teknologi otomatisasi yang semakin menegaskan kapasitas PT NICO sebagai industri berstandar internasional.
PT NICO sendiri merupakan perusahaan pengolahan kelapa modern yang berdiri pada 2019 atas prakarsa Olaf Tobin, putra daerah Halmahera Utara yang memiliki visi menghadirkan industri kelapa bertaraf global di tanah kelahirannya. Sejak pembangunan pabrik dimulai pada 2020, perusahaan berkembang pesat. Dengan kapasitas hingga 600.000 butir kelapa per hari, instalasi mesin rampung pada 2022, dan pada 2023 berbagai lini produksi telah beroperasi, termasuk desiccated coconut, UHT coconut milk & water, serta crude coconut oil. Pada tahun yang sama, PT NICO berhasil meraih sertifikasi FSSC 22000 v5.1 dari SGS sebagai bukti komitmen terhadap standar mutu internasional.
Mulai 2024, PT NICO resmi memasuki produksi komersial dan menembus pasar internasional, di antaranya China, Jerman, Swiss, Rusia, Kanada, Amerika Serikat, hingga Australia. Selain kontribusi ekonomi, perusahaan ini juga berperan penting dalam peningkatan kapasitas SDM lokal, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan rantai pasok kelapa yang berkelanjutan di Halmahera Utara.
Kunjungan BPDP tersebut menjadi momentum penting untuk menyaksikan secara langsung bagaimana industri kelapa modern berkembang dan memberikan dampak strategis bagi daerah. PT NICO tidak hanya berfungsi sebagai pusat produksi, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal serta representasi nyata kemajuan industri kelapa Indonesia di kancah global. (DV/TM)






































