Kontribusi Minyak Sawit Terhadap Pendapatan dan Lapangan Kerja di India

Impor minyak sawit tak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik bagi India, tetapi juga memberikan berbagai manfaat strategis lain.

Kontribusi Minyak Sawit Terhadap Pendapatan dan Lapangan Kerja di India

India merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi minyak sawit terbesar di dunia dalam pemenuhan kebutuhan minyak nabati domestik. Setiap tahun India membutuhkan sekitar 25 hingga 27 juta ton minyak nabati untuk pemenuhan pasar dalam negeri.

Struktur konsumsi minyak nabati India terdiri atas minyak sawit sebesar 33 persen, minyak kedelai 24 persen, minyak mustar 16 persen, dan minyak bunga matahari delapan persen (Mehta, 2023). Hal serupa juga disampaikan oleh United States Department of Agriculture atau USDA (2024) yang menegaskan bahwa minyak sawit merupakan komponen penting dalam konsumsi minyak nabati di India.

Selain mengandalkan produksi domestik, India melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Pada tahun 2022 volume impor minyak nabati India mencapai sekitar 15 juta ton dengan sekitar 62 persen di antaranya berupa minyak sawit. Sisanya terdiri atas minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak bunga matahari (PASPI Monitor, 2024).

Konsumen utama minyak sawit di India adalah sektor hotel, restoran, dan catering (horeca) dengan pangsa sekitar 33 persen. Kemudian diikuti oleh sektor rumah tangga (18 persen), industri bakery dan vanaspati (18 persen), industri biskuit dan frying (18 persen), serta sektor non-pangan (13 persen).

PASPI Monitor (2024) dalam jurnal Minyak Sawit untuk India: Menghemat Devisa Impor dan Pro-Poor mengatakan bahwa impor minyak sawit tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik bagi India, tetapi juga memberikan berbagai manfaat strategis lain. Selain mengurangi beban devisa impor minyak nabati, minyak sawit berperan dalam membantu masyarakat berpenghasilan rendah hingga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas.

Beberapa manfaat ekonomi minyak sawit bagi negara India adalah menciptakan lapangan kerja dan membentuk pendapatan nasional. Berikut ini ulasan kontribusi minyak sawit dalam menciptakan pendapatan dan lapangan kerja di India.

Menciptakan Lapangan Kerja. Produk minyak sawit yang diimpor India umumnya masih dalam bentuk mentah (crude) atau dalam bentuk olahan antara (intermediate-product) seperti refined palm oil (RPO). Karena masih tergolong bahan baku, impor minyak sawit memberikan ruang bagi India untuk mengembangkan industri hilirisasi di dalam negeri guna memperoleh nilai tambah dan menghasilkan produk akhir (finished product).

Hilirisasi minyak sawit memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi India melalui efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect), dan efek lanjutan (induced effect). Studi yang dilakukan oleh Europe Economics (2016) menunjukkan bahwa kegiatan hilirisasi minyak sawit menciptakan sekitar 1,2 juta kesempatan kerja  (job-creating) di negara India.

Dengan demikian, meskipun bahan bakunya berasal dari impor tetapi kegiatan hilirisasi minyak sawit mampu menciptakan peluang kerja bagi masyarakat India (PASPI, 2023; PASPI Monitor, 2021a).

Membentuk Pendapatan Nasional. Selain menciptakan lapangan kerja, hilirisasi minyak sawit berkontribusi besar terhadap pembentukan pendapatan nasional atau income generating (PASPI, 2023; PASPI Monitor, 2021b). Nilai ekonomi yang dihasilkan melalui proses hilirisasi minyak sawit yang diimpor mencapai sekitar US$5,5 miliar atau sekitar Rp92 triliun (Europe Economics, 2016).

Manfaat ekonomi dari hilirisasi minyak sawit di India, baik berupa penciptaan lapangan kerja maupun peningkatan pendapatan nasional akan terus meningkat seiring dengan pertambahan volume impor minyak sawit di negara tersebut. Selain itu, semakin luasnya diversifikasi produk hilir minyak sawit maka akan memperbesar manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat India.