Minyak Sawit sebagai Sumber Bahan Pangan Global
Minyak sawit sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber bahan pangan dunia.
Pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, aspek ketersediaan (availability) dan keterjangkauan (affordability) menjadi sangat penting ketika suatu komoditas digunakan sebagai sumber bahan pangan global.
PASPI Monitor (2024) dalam jurnal berjudul Industri Sawit Bagian Strategis Ketahanan Pangan dan Energi Nasional yang Berkelanjutan mengatakan bahwa minyak sawit sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber bahan pangan dunia. Ada beberapa hal yang membuat minyak sawit sangat potensial yakni harga kompetitif, tersedia sepanjang tahun, dan aplikasi penggunaan sangat luas.
Berikut ini ulasan mengenai potensi pendukung minyak sawit sebagai sumber bahan pangan global tersebut.
Harga Kompetitif. Harga minyak sawit lebih rendah atau lebih kompetitif apabila dibandingkan dengan minyak nabati utama lain. Kondisi tersebut disebabkan oleh produktivitas minyak sawit yang jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas minyak nabati lain seperti minyak kedelai, rapeseed, dan bunga matahari (PASPI, 2023). Harga yang lebih kompetitif ini memberikan manfaat bagi masyarakat dunia.
Dalam konteks pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan pangan, keberadaan minyak sawit sebagai substitusi bagi minyak nabati lain juga dapat berkontribusi positif untuk mencegah kenaikan harga pangan dunia secara berlebihan (Kojima et al., 2016).
Tersedia Sepanjang Tahun. Produksi minyak sawit tersedia sepanjang tahun dengan pasokan yang stabil. Selama sinar matahari tetap tersedia, proses produksi minyak sawit akan terus berlangsung secara berkesinambungan (PASPI Monitor, 2024a). Komoditas ini tidak mengenal pola musiman dengan volume produksi yang relatif konsisten dari bulan ke bulan serta dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut memberikan kepastian dan kenyamanan bagi masyarakat di berbagai wilayah.
Perlu diketahui, minyak sawit dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit yang memiliki tingkat produktivitas minyak per hektare sekitar 8-10 kali lebih tinggi apabila dibandingkan dengan produktivitas minyak nabati lain seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak biji bunga matahari.
Dengan komposisi tanaman yang ideal, kelapa sawit mampu menghasilkan minyak secara konsisten setiap bulan hingga mencapai usia produktif sekitar 25 tahun. Stabilitas pasokan tersebut menjadikan minyak sawit sebagai sumber minyak nabati yang andal dan memberikan kepastian dalam penyediaan minyak nabati bagi kebutuhan pangan global.
Aplikasi Penggunaan Sangat Luas. Minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk pangan seperti minyak goreng, margarin, mentega putih (shortening), dan krimer nabati. Penciptaan produk pangan berbasis minyak sawit dapat memenuhi kebutuhan konsumen terkait kualitas, stabilitas, dan kesehatan. Selain itu, minyak sawit memiliki keunggulan nutrisi yang menjadikannya bahan baku unggulan dalam produk pangan.
Terkait aspek kesehatan, minyak sawit memiliki kandungan betakaroten, vitamin E, dan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat positif bagi tubuh manusia. Pengembangan minyak sawit akan menghasilkan produk minyak sawit merah (red palm oil atau RPO) yang kaya nutrisi dan tinggi gizi. Minyak sawit merah diproses khusus agar kandungan gizi tetap bertahan meski melalui proses pemurnian.
Beberapa keunggulan lain dari minyak sawit yakni memiliki kandungan antioksidan alami yang berfungsi sebagai pengawet alami, kemampuan memberikan tekstur yang halus dan lembut pada makanan, serta sifatnya yang bebas lemak trans, tidak berbau, tidak berasa, dan dapat meningkatkan cita rasa produk pangan secara keseluruhan.

































