Hyundai dan LG Tertarik Ubah Limbah Sawit Jadi Biodiesel

SUDAH sejak lama kelapa sawit dikenal sebagai komoditas pertanian yang lengkap, dalam artian semua yang ada dalam kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Tak hanya buahnya yang dimanfaatkan untuk minyak kelapa sawit, batang yang sudah ditebang pun bisa diolah menjadi produk furnitur. Bahkan limbahnya sekalipun masih bisa diolah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Hyundai dan LG Tertarik Ubah Limbah Sawit Jadi Biodiesel

SUDAH sejak lama kelapa sawit dikenal sebagai komoditas pertanian yang lengkap, dalam artian semua yang ada dalam kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Tak hanya buahnya yang dimanfaatkan untuk minyak kelapa sawit, batang yang sudah ditebang pun bisa diolah menjadi produk furnitur. Bahkan limbahnya sekalipun masih bisa diolah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Itulah sebabnya, banyak pengusaha yang tertarik untuk mengembangkannya. Dua kelompok usaha raksasa dari Korea misalnya juga tertarik untuk mengolah limbah tandan sawit menjadi biodiesel di Kalimantan Barat. Dua kelompok usaha itu adalah Hyundai dan LG, yang sudah menggandeng Universitas Tanjungpura untuk pengembangannya. `Kedua perusahaan yang juga bergerak di industri otomotif dan elektronik tersebut berniat membangun pabrik pengolahan limbah tandan sawit menjadi biodiesel,` ujar Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Thamrin Usman di Pontianak, (9/9/2018) sebagaimana diberitakan Kompas.com. Menurut, kampusnya kini digandeng oleh kedua perusahaan tersebut untuk turut mengembangkan investasi mereka. Hyundai dan LG memang sangat serius untuk membangun pabrik pengolahan biodiesel dari limbah sawit di Kalbar. Pasalnya Biodiesel juga sudah menjadi keharusan bagi sejumlah alat transportasi di Indonesia yang membuat kebutuhan akan produk ini menjadi tinggi. Sementara prabrik Biodiesel 20 di Indonesia belum bisa mencukupi semua kebutuhan itu. `Sebagai tahap awal akan dilakukan terlebih dahulu riset dan uji kelayakan. Universitas Tanjungpura dipercaya dan kerja samanya menjadi tim riset,` kata dia. Investasi awal yang disiapkan mencapai Rp 500 miliar dan jika berhasil akan ditambah lagi untuk perluasan area pabrik dan mesin produksi. `Berhubung ini adalah pabrik maka lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Investor butuh sekitar 2,5 hektar untuk pabrik berkapasitas produksi 150.000 ton biodiesel per tahun. Namun ke depan bisa diperluas menjadi 25 hektar, untuk menghasilkan produksi 1,5 juta ton per hari,` ucapnya. Dalam proyek investasi ini, LG dan Hyundai  juga akan memaksimalkan potensi sumber daya manusia lokal. Kerja sama ini adalah kerja sama segitiga, melibatkan investor, Universitas Tanjungpura dan pemerintah. `Pabrik ini butuh banyak sekali pekerja lokal. Untuk tenaga ahli dari Universitas Tanjungpura saja akan terserap 300-an orang,` ujarnya. Yoo M dari perwakilan perusahaan Korea Selatan menyebut bahwa pihaknya sudah memiliki teknologi tinggi dalam mengubah limbah sangat jelek menjadi biodiesel yang ramah lingkungan. `Apabila hal ini bisa ditingkatkan menjadi skala industri, maka masalah lingkungan dari limbah sawit serta keluhan mahalnya bahan baku untuk biodiesel dapat teratasi secara bersamaan,` katanya. Yoo berpendapat jika proyek ini berjalan maka dapat diklaim sebagai program sawit bersih. Hal itu bisa menjadi kampanye kepada masyarakat dunia bahwa industri sawit di Kalbar ramah lingkungan. `Dengan demikian dapat terhindar dari embargo dari negara-negara konsumen baik di Eropa maupun Amerika dan Jepang,` sebutnya. ***