BPDPKS Perkuat Dukungan untuk Peningkatan Ekspor Sawit

JAKARTA- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama kementerian dan institusi terkait terus mendukung upaya peningkatan ekspor kelapa sawit dan produk turunannya. Upaya ini dilakukan antara lain dengan membuka pasar baru ke negara-negara non tradisional ekspor sawit.

BPDPKS Perkuat Dukungan untuk Peningkatan Ekspor Sawit

JAKARTA- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama kementerian dan institusi terkait terus mendukung upaya peningkatan ekspor kelapa sawit dan produk turunannya. Upaya ini dilakukan antara lain dengan membuka pasar baru ke negara-negara non tradisional ekspor sawit.

Direktur Utama BPDPKS Dono Boestami menyampaikan hal tersebut menjawab pertanyaan Metro TV dalam acara Prime Talk yang digelar di sela-sela penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (16/10/2019).

“Kami mendukung upaya pemerintah untuk mencari pasar baru di luar pasar-pasar tradisional seperti ke Timur Tengah dan Afrika. Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan berbagai pihak terkait menggelar pameran dan business forum di berbagai negara,” ujar Dono.

Menurut Dono, saat ini ekspor sawit Indonesia masih terkendala sejumlah hambatan. Misalnya Ekspor ke Uni Eropa yang terhambat kampanye negatif. “Dalam kaitan ini, BPDPKS mendukung Kementerian Perdagangan dari sisi pendanaan untuk menyiapkan langkah strategis dalam rangka mengatasi hambatan tersebut.”

Upaya peningkatan ekspor juga dilakukan ke negara-negara yang merupakan tujuan ekspor. Misalnya, ke China yang saat ini masih memenuhi sebagian besar kebutuhan minyak nabatinya dari minyak soybean. Saat ini, konsumsi sawit di China baru mencapai 20% dan 40%-nya dipenuhi dari soybean. “Kami berharap China bisa meningkatkan konsumsi sawit hingga 30%,” papar Dono.

Ia mengungkapkan, tujuan utama kegiatan-kegiatan yang digelar BPDPKS terkait ekspor ini adalah agar publik internasional mengetahui bahwa sawit Indonesia adalah sawit yang berkelanjutan, sustainable palm oil.

“Karena itu, melalui TEI ke-34 ini, kami juga mengajak masyarakat untuk luas untuk bersama-sama meyakinkan publik bahwa sawit Indonesia adalah sawit yang baik, sawit yang berkelanjutan. Hal ini perlu kami ingatkan karena masih banyak kalangan di dalam negeri umumnya dan khususnya di luar negeri yang belum mengetahui mengenai hal ini,” tegas Dono.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan mengenai upaya pemerintah dalam memacu ekspor. Menurutnya, kondisi ekonomi global saat ini masih diliputi ketidakpastian, bahkan daya beli di sejumlah negara mengalami penurunan.

“Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk memacu ekspor dan investasi di tengah kondisi global yang sulit ini adalah menggelar TEI. Di luar pameran ini kita juga menggelar kegiatan pertemuan business matching yang lebih fokus pada komoditas seperti tekstil, sarang burung walet, dan kelapa sawit. Fokus kita dalam tahun ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus mendunia,” papar Enggartiasto.

Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sinthya Roesly menyampaikan bahwa pihaknya memberikan dukungan kepada UMKM dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan dana talangan untuk modal kerja. Selain itu, bekerja sama dengan Kemendag, LPEI juga memberikan pembinaan dan pelatihan kepada UMKM.

“Untuk eksportir yang baru kita ada beberapa program pembinaan dan pembinaan, yakni coaching program for new exporters. Saat ini kami sudah membina hampir 2000 UMKM yang baru dan sekarang sudah ada sekitar 30 UMKM yang melakukan ekspor. Kami membina bagaimana memproduksi yang berkualitas dan memenuhi persyaratan ekspor, serta cara bernegosiasi dengan buyers,” tutur Sinthya. ***