BPDP Mendukung Penuh Pengembangan SDM Petani Sawit Indonesia

BPDP memiliki komitmen kuat dalam mendukung petani hingga pelaku usaha perkebunan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, hingga kemandirian.

BPDP Mendukung Penuh Pengembangan SDM Petani Sawit Indonesia
Ilustrasi pekerja di perkebunan kelapa sawit. BPDP terus mendukung petani hingga pelaku usaha perkebunan melalui berbagai bentuk pelatihan dan pendidikan teknis.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pendorong ekonomi terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2023 lalu, kontribusi industri sawit terhadap APBN mencapai Rp88,7 triliun yang  terdiri atas penerimaan dari sektor perpajakan sebesar Rp50,2 triliun; Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp32,4 triliun; serta bea keluar sebesar Rp6,1 triliun. Hilirisasi dari sektor industri perkebunan kelapa sawit nasional juga sudah mampu menghasilkan lebih dari 179 produk hilir, baik berupa produk setengah jadi maupun produk jadi.

Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal (BKF), sebanyak 30 juta ton atau sekitar 58% dari total produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia telah diekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti India, China, Pakistan, Amerika Serikat, Bangladesh, dan lainnya (BPS, 2024).

Terkait hal ini, sebagai badan layanan umum (BLU) di bawah naungan Kementerian Keuangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bertugas menghimpun dan mengelola dana dari pelaku usaha perkebunan yang akan digunakan sebagai pendukung program pengembangan perkebunan yang berkelanjutan, terutama kelapa sawit.

Program pengembangan yang dilaksanakan oleh BPDP memiliki beberapa tujuan, di antaranya mendorong penelitian dan pengembangan, promosi, meningkatkan sarana prasarana pengembangan industri perkebunan, pengembangan biodiesel, replanting, peningkatan jumlah mitra usaha dan jumlah penyaluran dalam bentuk ekspor, serta edukasi sumber daya masyarakat mengenai sektor industri perkebunan kelapa sawit.

Tidak hanya itu, BPDP juga mendukung petani hingga pelaku usaha perkebunan dalam meningkatkan akses pasar ekspor. Dukungan BPDP tersebut diwujudkan melalui beberapa program kerja utama yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bentuk pelatihan dan pendidikan teknis bagi peserta didik, petani, hingga pelaku usaha perkebunan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan berdaya saing serta meningkatkan kemampuan teknis, manajerial dan kewirausahaan.

Dukungan pengembangan SDM BPDP untuk pendidikan diwujudkan melalui pelaksanaan program Penelitian dan Beasiswa Pendidikan Perkebunan Kelapa Sawit yang bekerja sama dengan lembaga penyelenggara pendidikan di Indonesia. Beasiswa diberikan setingkat diploma I, diploma II, diploma III, diploma IV (vokasi), dan strata 1 (akademik) dengan kompetensi kelapa sawit.

Dukungan BPDP untuk mendorong penelitian dan pengembangan antara lain diwujudkan melalui pemberian Grant Riset Sawit (GRS) dan Pekan Riset Sawit (PERISAI) yang diselenggarakan setiap tahunnya dengan tujuan memperkenalkan hasil-hasil riset inovatif kepada para pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat luas.

Melalui riset dan inovasi, BPDP berharap dapat mendorong terciptanya produk-produk baru, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya saing global industri kelapa sawit Indonesia.

Selanjutnya, dukungan pengembangan SDM BPDP untuk pelatihan diwujudkan melalui kerja sama dengan lembaga penyelenggara pelatihan perkebunan kelapa sawit. Kriteria utama yang menjadi penilaian bagi lembaga pelatihan adalah kompetensi tenaga pengajar dan sarana prasarana yang dimiliki oleh lembaga pelatihan termasuk kerja sama dengan perusahaan/industri kelapa sawit untuk kegiatan praktik lapang. Beberapa program pelatihan yang sudah didanai oleh BPDP yakni terkait dengan pelatihan tata kelola perkebunan, manajemen koperasi, pelatihan sertifikasi ISPO, workshop UMKM, dan sebagainya.

Pelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi petani sawit swadaya di Indonesia seperti pelatihan sertifikasi ISPO menjadi salah satu agenda utama untuk memastikan petani dapat memenuhi regulasi internasional, misalnya European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang mulai berlaku pada akhir 2026. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam memproduksi minyak sawit yang memenuhi prinsip keberlanjutan yang diakui pasar dunia sehingga permintaan pasar global akan semakin luas.

Hingga tahun 2024, BPDP sudah bekerja sama dengan 24 lembaga pendidikan dan 15 lembaga pelatihan. Dengan semakin meningkatnya target penerima manfaat pengembangan SDM pada tahun 2025 ini maka kerja sama dengan lembaga pelatihan dan pendidikan menjadi kunci penting agar pelaksanaan pengembangan SDM dapat berjalan sesuai yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing global. 

Adapun sepanjang tahun 2024, BPDP sudah menyalurkan dana untuk realisasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) kepada 12.514 orang mencapai Rp314,36 miliar. Program ini mencakup pemberian beasiswa kepada keluarga petani dan pelatihan. Pada program penelitian dan pengembangan, dana yang disalurkan BPDP mencapai Rp114,97 miliar dengan realisasi sebanyak 165 kegiatan penelitian dan pengembangan.

Selain program pengembangan SDM tersebut, BPDP dan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga turut aktif memperkuat kerja sama dan menyusun strategi menghadapi berbagai tantangan global, mulai dari proteksionisme perdagangan hingga isu keberlanjutan lingkungan.

Kolaborasi antar-negara-negara CPOPC menjadi salah satu langkah strategis untuk memperluas pasar sawit dan mendukung keberlanjutan industri perkebunan kelapa sawit ini. BPDP bersama CPOPC juga terus memperluas diplomasi ekonomi dengan negara-negara konsumen utama minyak sawit seperti India, China, dan Uni Eropa. Kerja sama dengan organisasi internasional, termasuk UN ECOSOC dan UNESCAP, semakin memperkuat posisi sawit sebagai salah satu komoditas strategis dunia.