Bagaimana Aplikasi Oleokimia Berbasis Sawit dalam Kehidupan Sehari-hari?
Indonesia memiliki potensi besar sebagai produsen oleokimia dan produk turunan berbasis oleokimia.

Minyak sawit mentah memiliki keunggulan sebagai bahan baku industri oleokimia dibandingkan minyak nabati lain (Rupilius dan Ahmad, 2007b).
Hilirisasi minyak sawit merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif komoditas sawit Indonesia, serta dapat memenangkan manfaat dari perdagangan internasional (Perizade dan Mulyana, 2014). Hilirisasi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sipayung, 2012).
Oleokimia (oleochemical) merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari lemak dan minyak, baik nabati maupun hewani, termasuk kelapa sawit. Oleokimia juga memiliki nama lain yakni bio-based chemical karena senyawa kimia tersebut dapat diperbaharui (renewable), dapat terurai secara biologis (biodegradable), dan umumnya tidak mengandung logam berat yang bersifat toxic sehingga lebih ramah lingkungan (PASPI, 2024).
Industri oleokimia telah ada di Indonesia sejak tahun 1975, tetapi sampai tahun 2014 hanya ada sembilan produk turunan dengan kapasitas olah sebesar 1,40 juta ton per tahun (Sipayung dan Purba, 2014). Namun saat ini, pengembangan produk oleokimia sawit di Indonesia mencapai 47 produk turunan, sedangkan di Malaysia sebanyak 120 produk turunan (Simanjuntak, 2022 dalam jurnal berjudul Persaingan Produk Turunan CPO Indonesia dan Malaysia).
PASPI (2024) dalam policy brief berjudul Hilirisasi Sawit Jalur Oleokimia Kompleks: Strategi dan Kebijakan mengatakan, dari segi kedalaman hilirisasi, oleokimia dapat dibedakan atas oleokimia dasar (basic oleochemical), turunan oleokimia atau oleokimia antara (intermediate oleochemical), dan produk akhir yang menggunakan oleokimia (oleochemical-based product).
Tidak hanya sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia juga memiliki potensi yang besar sebagai produsen oleokimia dan/atau produk berbasis oleokimia.
Dalam laman PASPI (2025) berjudul Apa Itu Oleokimia Kelapa Sawit? menyatakan, hal ini lantaran oleokimia memiliki beragam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari melalui produk-produk yang dihasilkan, di antaranya:
1. Produk Pembersih: Oleokimia digunakan sebagai bahan dasar dalam produk pembersih seperti sabun, deterjen, dan pemutih;
2. Produk Perawatan Pribadi: Oleokimia digunakan dalam produk perawatan pribadi seperti kosmetik, pasta gigi, dan deodoran;
3. Produk Makanan: Oleokimia digunakan dalam produk makanan seperti margarin, minyak goreng, dan mentega;
4. Bahan Bakar Nabati: Oleokimia dapat diubah menjadi biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan;
5. Produk Farmasi: Oleokimia digunakan dalam produk farmasi seperti kapsul dan tablet.
Adapun secara rinci, PASPI (2025) dalam laman berjudul Apa Itu Oleokimia Kelapa Sawit? menjelaskan, aplikasi oleokimia dalam produk pangan di antaranya:
1. Minyak Goreng: Oleokimia dapat diubah menjadi minyak goreng yang digunakan dalam berbagai jenis makanan;
2. Margarin: Oleokimia dapat diubah menjadi margarin yang digunakan sebagai pengganti mentega dalam pembuatan roti, kue, dan produk bakery lainnya;
3. Emulsifier: Oleokimia dapat digunakan sebagai emulsifier dalam pembuatan saus, mayones, dan salad dressing;
4. Pengawet Alami: Beberapa jenis oleokimia seperti asam lemak tertentu dapat digunakan sebagai pengawet alami dalam makanan;
5. Pewarna Alami: Beberapa jenis oleokimia seperti karotenoid dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam makanan.
Dalam sumber yang sama juga dijelaskan PASPI, aplikasi oleokimia dalam produk farmasi mencakup:
1. Kapsul Lunak: Oleokimia dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kapsul lunak yang digunakan untuk mengemas obat-obatan;
2. Salep dan Krim: Oleokimia dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat salep dan krim yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit kulit;
3. Suplemen Makanan: Beberapa jenis oleokimia seperti asam lemak omega-3 dapat digunakan sebagai suplemen makanan yang membantu meningkatkan kesehatan jantung dan otak;
4. Bahan Aktif: Beberapa jenis oleokimia seperti asam lemak tertentu dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam obat-obatan.
Sedangkan aplikasi oleokimia dalam produk energi adalah sebagai bahan bakar nabati atau biodiesel. Oleokimia dapat diubah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi di mana asam lemak yang terkandung dalam oleokimia diubah menjadi ester melalui reaksi dengan alkohol.
Biodiesel sawit yang dihasilkan dari oleokimia dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang merupakan pelaku utama dari pemanasan global (PASPI, 2024).
Selain itu, oleokimia dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Oleokimia dapat diubah menjadi biofuel melalui proses pirolisis atau gasifikasi, di mana bahan bakar organik dipanaskan pada suhu tinggi tanpa oksigen atau dengan sedikit oksigen untuk menghasilkan gas sintetis atau cairan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dengan demikian, penggunaan oleokimia dalam energi memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca (PASPI, 2024).