Pemkab Sintang dan WWF Bentuk Forum Sawit Berkelanjutan

MINIMNYA pengetahuan pada aspek budidaya kelapa sawit yang baik sering kali memunculkan isu tentang minimnya program sawit berkelanjutan di sejumlah daerah. Terlebih jika ditambah kurangnya program budidaya yang bertanggung jawab, tenaga kerja, akses ke modal dan pasar, sistem manajemen yang tidak tepat, dan pengetahuan yang kurang membuat isu tersebut menjadi semakin memojokkan petani dan pengusaha kelapa sawit. Pemkab Sintang dan WWF Bentuk Forum Sawit Berkelanjutan Untuk menjadikan kelapa sawit sebagai komditas yang berkelanjutan, maka Pemerintah Kabupaten Sintang bersama WWF-Indonesia meluncurkan sebuah forum koordinasi di bidang Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan.

Pemkab Sintang dan WWF Bentuk Forum Sawit Berkelanjutan

MINIMNYA pengetahuan pada aspek budidaya kelapa sawit yang baik sering kali memunculkan isu tentang minimnya program sawit berkelanjutan di sejumlah daerah. Terlebih jika ditambah kurangnya program budidaya yang bertanggung jawab, tenaga kerja, akses ke modal dan pasar, sistem manajemen yang tidak tepat, dan pengetahuan yang kurang membuat isu tersebut menjadi semakin memojokkan petani dan pengusaha kelapa sawit.

Pemkab Sintang dan WWF Bentuk Forum Sawit Berkelanjutan

Untuk menjadikan kelapa sawit sebagai komditas yang berkelanjutan, maka Pemerintah Kabupaten Sintang bersama WWF-Indonesia meluncurkan sebuah forum koordinasi di bidang Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan. Acara itu digelar di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Sintang, Rabu (23/5/2018). Peluncuran forum ini sekaligus ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana aksi daerah sawit berkelanjutan Kabupaten Sintang.

Sustainable Palm Oil Program Manager WWF-Indonesia Putra Agung mengatakan pembangunan perkebunan kelapa sawit saat ini terus menunjukkan kecenderungan yang meningkat. “Para petani mengelola hingga 4,3 juta hektar atau 42 persen dari total nasional perkebunan kelapa sawit,” katanya. Menurutnya, kondisi tersebut tentu saja diwarnai sejumlah tantangan.

“Kita berharap, forum yang diluncurkan hari ini dapat memberikan manfaat positif bagi perekonomian daerah sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan,” kata Agung.

Bupati Sintang Jarot Winarno  juga mendukung pembentukaan forum ini. Ia menyatakan pertanian termasuk subsektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,85 persen. Pemerintah Sintang kini menitikberatkan pengembangan komoditas perkebunan pada lima komoditas, yaitu kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan lada.

“Petani komoditas ini memegang peranan yang penting karena sebagian komoditas ini telah dikembangkan oleh masyarakat. Sudah pasti komoditas ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat,” kata Jarot.

Ketua Forum Koordinasi Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah menyataan pembentukan forum ini merupakan wadah bersama para pihak untuk mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan di Sintang.

“Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Sintang untuk mewujudkan komoditas berkelanjutan yang merupakan bagian dari komitmen Kabupaten Lestari,” jelas dia.

Menurut  Yosepha bahwa terdapat lima bidang dalam forum ini, yaitu bidang legalitas usaha perkebunan, manajemen perkebunan, lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan, dan pemberdayaan ekonomi dan peningkatan usaha yang berkelanjutan.