Usai Penandatanganan 3 Pihak, Ini Langkah yang Bakal Ditempuh Ketua Aspek-PIR Rohil

Usai Penandatanganan 3 Pihak, Ini Langkah yang Bakal Ditempuh Ketua Aspek-PIR Rohil
Tela Foto: Paidi, Ketua Aspek-PIR Rohil (kiri) berfoto berfoto bersama H. Sunari selaku Direktur Penhimpunan Dana BPDPKS di Cambridge Hotel, Medan, kemarin. (Foro: hendrik)Usai Penandatanganan 3 Pihak, Ini Langkah yang Bakal Ditempuh Ketua Aspek-PIR RohilUsai Penandatanganan 3 Pihak, Ini Langkah yang Bakal Ditempuh Ketua Aspek-PIR Rohil

Medan, elaeis.co - Paidi adalah salah satu petani sawit yang ikut penandatanganan kerjasama tiga pihak terkait Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) antara pihak kelembagaan pekebun, sejumlah bank mitra dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 
Proses penandatanganan itu digelar oleh BPDPKS Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Cambridge Hotel Jalan S Parman, Medan, Kamis (7/3/2024), dan dihadiri langsung oleh H. Sunari selaku Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS. "Tapi saya tak mau berleha-leha usai penandatanganan 3 pihak di Medan, kemarin," kata petani sawit asal Kepenghuluan Kencana Paket D, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau ini.
Kepada elaeis.co, Jumat (8/3/2024), Ketua Perkumpulan Kelompok Tani Matahari Berkah Jaya ini bakal segera mengajak sejumlah pengurus untuk berdiskusi dengan pihak manajemen PTPN V yang ada di Rohil. "PTPN V itu kan perusahaan inti dan kami adalah plasma mereka," ujar Ketua DPD II Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Kabupaten Rohil ini. "PTPN V itu sudah banyak membantu kami. Diskusi dengan pihak manajemen dilakukan agar tahu langkah apa yang harus kami ambil setelah penandatanganan tiga pihak kemarin di Medan," Paidi menambahkan. Di samping itu, Paidi pun teringat jelas pesan dari H. Sunari selaku Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS agar para petani benar-benar serius membereskan semua berkas dan mengerjakan Program PSR sesuai tahapan yang ada.
"Lagipula tahun ini juga, tepatnya usai Lebaran, kami akan ajukan lagi berkas milik anggota Poktan kami yang lain untuk ikut Program PSR," kata dia. "Karena itu, pengajuan yang sekarang harus bisa dikerjakan secara cepat dan tepat agar tidak meninggalkan PR ketika usulan PSR berikutnya kami ajukan lagi ke BPDPKS," kata dia. Pria kelahiran 1965 ini bolang petani sawit di tempatnya semangat ikut Program PSR karena telah melihat kualitas dan kuantitas panen tandan buah segar (TBS) milik petani sawit lain yang lebih dulu ikut Program PSR.
"Di tahun 2019, petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Karya Sawitri melakukan tanam perdana PSR, dan tahun lalu sudah mulai panen dengan hasil yang lebjh baik," kata dia. "Dan ini dilihat petani sawit lainnya yang belum ikut PSR, sehingga mereka mau ikut Program PSR. Di samping iru, kami juga menyosialisasikan pentingnya Program PSR BPDPKS ini," tegas Paidi. Sebagai informasi tambahan, Paidi adalah salah satu dari puluhan ketua poktan atau koperasi berbasis sawit dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut menandatangani kerjasama tiga pihak yang diselenggarakan BPDPKS di Cambridge Hotel, Medan. Adapun lahan sawit anggota Perkumpulan Kelompok Tani Matahari Berkah Jaya yang bakal diremajakan kali ini sebanhak 69 hektar (Ha) milik 32 petani sawit.
 

Sumber