Semangat Kartini Sm-art Batik: UKMK Batik Sawit BPDPKS yang Libatkan 50- an Pembatik Perempuan

Semangat Kartini Sm-art Batik: UKMK Batik Sawit BPDPKS yang Libatkan 50- an Pembatik Perempuan
Puluhan Ibu-Ibu Pembatik Sm-art Batik sedang Memproduksi Batik dengan Malam Sawit

Yogyakarta- Hari Kartini selalu menjadi pengingat perjuangan R.A. Kartini dalam
menyetarakan derajat perempuan. Kartini bukan hanya dikenal sebagai pahlawan emansipasi
perempuan, tetapi Kartini juga dikenal sebagai perempuan yang memperkenalkan batik pada
zamannya. Perjuangan R.A. Kartini telah menjadi inspirasi bagi pelaku UKMK Batik Sawit
Binaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Miftahudin Nur Ihsan
(Ihsan), untuk terus memberikan kontribusi melalui pemberdayaan Ibu-Ibu pembatik.
Melalui usaha yang dirintis bersama istrinya, Dinar Indah Lufita Sari, dengan brand Sm-art
Batik (CV. Smart Batik Indonesia), Ihsan mencoba menggandeng puluhan Ibu-Ibu pembatik
di wilayah Jogja dan Jawa Tengah. Usaha batik yang didirikan pada tahun 2018 tersebut
mengalami perkembangan yang signifikan setelah Ihsan bertemu dengan BPDPKS pada
kegiatan pameran Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia 2023 di Makassar.
Pada kegiatan tersebut, Ihsan berkunjung ke booth BPDPKS dan mulai mengenal potensi
sawit di industri batik. Mulai dari situ, alumni penerima beasiswa LPDP tersebut, mencoba
memproduksi batik dengan menggunakan malam sawit, tepatnya pada bulan Agustus 2023.
Gayung bersambut, sampel batik sawit yang diproduksi Ihsan ternyata memperoleh apresiasi
dari Divisi UKMK BPDPKS, sehingga Smart Batik diberikan peluang dan kesempatan
untuk melakukan promosi batiknya, melalui berbagai kegiatan. Kesempatan tersebut
diantaranya adalah promosi dalam kegiatan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023
di Nusa Dua Bali, Forum Sawit Indonesia 2023 di Yogyakarta, dan pameran International
Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2024 di Jakarta. Selain itu, Ihsan juga diundang
menjadi narasumber kegiatan UKMK BPDPKS di beberapa daerah, seperti di Palembang,
Malang, Medan, dan Yogyakarta.
Kesempatan-kesempatan yang diberikan BPDPKS tersebut, tidak membuat Ihsan nyaman.
Sebaliknya, dengan adanya kepercayaan yang diberikan, Ihsan terus mengembangkan
industri batik sawitnya. Dibantu istrinya yang juga merupakan mahasiswi doktoral ilmu
kimia UGM, Ihsan dan tim Smart Batik berhasil menemukan formula pembuatan malam
sawit dengan bahan sederhana. Selain itu, saat ini Smart Batik telah berhasil membuat batik
dengan pewarna dari bahan sawit. Motif-motif yang dikembangkan pun saat ini bernuansa
sawit, mulai dari motif klasik yang dimodifikasi dengan unsur tanaman sawit, hingga motif-
motif batik kontemporer.
Dari sisi kontribusi, saat ini Sm-art Batik telah melibatkan 56 pembatik, dimana 53 pembatik
merupakan Ibu-Ibu di pedesaan dengan rata-rata pendidikan SD dan SMP. Jumlah ini
meningkat pesat dari sewaktu Sm-art Batik belum menjadi mitra binaan BPDPKS.
Sebelumnya, jumlah pembatik yang terlibat di Sm-art Batik hanya 20 orang. Ihsan
menjelaskan, kebahagiaan terbesarnya adalah ketika dapat melihat Sm-art Batik mampu
berkontribusi untuk banyak orang. “Saya sangat bersyukur dapat berjumpa dengan BPDPKS
dan ikut mengembangkan industri batik berbasis sawit. Dari sini, saya semakin bahagia,
karena saat ini Sm-art Batik bisa menjadi perantara rezeki untuk lebih banyak pembatik.
Utamanya, tentu saja Ibu-Ibu, dari hasil membatik bisa untuk membantu memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan mengisi waktu luang mereka dengan hal yang positif” ujar lulusan
terbaik jurusan Entrepreneurship program MBA UGM tersebut.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah, juga sangat mengapresiasi progres yang
ditunjukkan oleh Sm-art Batik. “Sm-art Batik dapat menjadi salah satu contoh baik untuk
UKMK-UKMK Sawit BPDPKS. Dari awal kelihatan sangat bersemangat dan terus
menunjukkan inovasi-inovasi, baik dari produk, motif, maupun proses produksi. Kami
berharap, nantinya semakin banyak UKMK-UKMK Sawit yang berkembang dan mampu
menjadi inspirasi untuk UKM lainnya,
” kata Helmi.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Divisi LKCS BPDPKS sekaligus Ketua Tim
Implementasi Pengarusutamaan Gender BPDPKS, Aida Fitria, menambahkan bahwa apa
yang telah dilakukan Sm-art Batik sejalan dengan upaya implementasi pengarusutamaan
gender.

Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah (kanan), Pembatik Sm-art Batik, Usrek
(Tengah), dan CEO Sm-art Batik, Miftahudin Nur Ihsan di Workshop Batik Tulis Malam
Sawit Sm-art Batik Yogyakarta.


“Dengan memperkerjakan ibu-ibu pedesaan, CV. Smart Batik Indonesia juga telah
berperan dalam upaya pengarusutamaan gender. Melalui hal tersebut, diharapkan tercipta
kesejahteraan dan kemandirian ekonomi bagi pembatik Perempuan, sehingga nantinya akan
hadir pembatik-pembatik perempuan yang dapat membawa batik indonesia semakin
mendunia. Sejarah telah mencatat bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sebagian
besar dimiliki oleh perempuan telah mendorong ekonomi indonesia dan dapat membantu
Indonesia bangkit dari krisis,
” kata Aida.