Kenalkan dengan Industri Sawit BPDPKS Ajak 116 Mahasiswa Lomba Riset Ke Perkebunan Milik PT. Astra Agro Lestari Di Riau

Kenalkan dengan Industri Sawit BPDPKS Ajak 116 Mahasiswa Lomba Riset Ke Perkebunan Milik PT. Astra Agro Lestari Di Riau

Pekanbaru, 28-29 Februari 2024. BPDPKS mengadakan “Workshop Pengenalan Industri Sawit” bagi peserta Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa Tahun 2023-2024. Kegiatan ini dilaksanakan BPDPKS dalam rangka memberikan pembekalan dan pengetahuan tentang perkebunan dan industri kelapa sawit kepada 40 kelompok riset mahasiswa. Workshop dihadiri oleh 116 peserta yang berasal dari 27 universitas di seluruh wilayah di Indonesia. 40 kelompok ini merupakan para peserta Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa yang telah diseleksi dan mendapatkan pendanaan riset dengan dana maksimal Rp20 juta. Berbeda dengan Grant Riset Sawit yang jangka waktu penelitiannya bisa sampai dengan 3 tahun, untuk kegiatan lomba riset sawit dilakukan sekitar 6 s.d 8 bulan dan dapat menjadi objek penelitian mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhirnya.

Meskipun pelaksanaan risetnya singkat, keduanya sama-sama menggali tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit dan menjawab kebutuhan-kebutuhannya melalui teknologi, produk unggulan dan kajian yang dihasilkan sesuai lingkupnya. Terdapat 7 (tujuh) fokus penelitian sawit dalam lomba ini yaitu Bioenergi, Biomaterial, Budidaya, Pasca-Panen, Lingkungan, Pangan/Kesehatan dan Sosial Ekonomi/Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pada hari pertama yang dilakukan di salah satu Hotel di Pekanbaru, BPDPKS menghadirkan 2 (dua) orang narasumber yang mewakili Tim Penilai Lomba Riset, yaitu Dr. Bandung Sahari dan Dr. Aiyen Tjoa. Materi yang disampaikan mulai dari pengenalan industri kelapa sawit dari sektor upstream, midstream dan downstream dan tata cara penulisan ilmiah.

Dibuka oleh Plt. Direktur Penyaluran Dana, Zaid Burhan Ibrahim yang menyampaikan pentingnya dukungan riset untuk keberlanjutan industri sawit yang perlu dimulai sejak dini kepada mahasiswa. Penelitian dan pengembangan harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit saat ini, seperti peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan awareness terhadap lingkungan dan isu-isu global, dan mendorong penemuan/inovasi produk/pasar baru.

Dr. Bandung Sahari, yang saat ini menjabat sebagai Executive Vice President of Sustainability PT Astra Agro Lestari Tbk memberikan gambaran tentang posisi minyak sawit Indonesia di pasar global dari pendekatan lingkungan. Disampaikan Bandung bahwa “Palm Oil is the most efficient and environmentally friendly Vegetable Oil”. Selanjutnya, Bandung menjelaskan bahwa dari sisi keberlanjutan lingkungan, industri kelapa sawit berkomitmen dalam menerapkan konsep produksi bersih, bahkan pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Komitmen dalam menjalankan praktik industri kelapa sawit yang berkelanjutan dibuktikan dengan adanya peningkatan biodiversity organisme endemik di perkebunan kelapa sawit dan menjaga kelembaban lahan gambut untuk menghindari kebakaran lahan.

Dr. Aiyen Tjoa yang kesehariannya bertugas sebagai dosen pengajar di Universitas Tadulako sekaligus Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama menyampaikan tata penulisan laporan ilmiah. Aiyen menjelaskan hal-hal fundamental yang harus dimiliki seorang periset, dasar-dasar ilmu pengetahuan untuk pencarian sebuah kebenaran dan pengambilan keputusan hingga proses sitasi berdasarkan kaidah ilmiah. Hal ini disampaikan Aiyen agar para peserta lomba riset sawit dapat melaksanakan metode penelitiannya dengan baik, menyiapkan laporan ilmiah dengan baik dan mempublikasikan hasil risetnya.

BPDPKS dalam hal ini diwakili oleh Neila Amelia menjelaskan tingginya antusiasme dari para mahasiswa untuk mengikuti program ini. Berdasarkan proses seleksi, terdapat 1143 akun yang mendaftar untuk mengikuti Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2024. Setelah dilakukan proses seleksi pada kelengkapan administrasinya, Tim Penilai Lomba melakukan review terhadap 515 proposal dan sebanyak 40 proposal lolos untuk mendapatkan pendanaan. Lebih lanjut Neila menyampaikan bahwa BPDPKS sebagai lembaga pemerintah di bawah Kementerian Keuangan harus mampu menjalankan tata kelola keuangan yang akuntabel, termasuk pertanggungjawaban penyaluran dana riset. Untuk itu, disampaikan dalam Workshop terkait dengan tata tertib pengelolaan administrasi keuangan dana lomba riset sawit agar digunakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Segala pengeluaran dana riset harus dapat dipertanggungjawabkan agar dapat memperoleh target dan sasaran riset yang sesuai dengan apa yang diusulkan.

Kegiatan Workshop merupakan rangkaian pertama dalam rangka pengenalan mahasiswa pada industri kelapa sawit. Pada hari kedua, para peserta diajak langsung untuk melihat dan mempelajari industri kelapa sawit di salah satu perusahaan milik PT Astra Agro Lestari Group yaitu PT Kimia Tirta Utama (PT KTU). Lokasinya berada di "Peat Station PT KTU" dan pabrik pengolahan yang ditempuh dalam waktu 2 jam dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak. Para mahasiswa peserta lomba riset melakukan field trip untuk melihat operasional kebun kelapa sawit berlahan gambut, laboratorium riset dan pabrik kelapa sawit milik PT KTU.

Para mahasiswa lomba riset sawit diajarkan tentang “Best Management Practices” yang dijalankan oleh PT KTU, diantaranya tentang water management system perkebunan kelapa sawit di lahan gambut dalam rangka untuk menjaga tanah tetap lembab dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak terganggu serta beberapa teknik pengukuran faktor emisi di lahan gambut. Dijelaskan juga oleh Agus Nur H selaku Manajer Kebun di PT KTU tentang proses penyerbukan kelapa sawit dengan bantuan serangga jenis Elaeidobius kamerunicus yang merupakan agen penyerbukan yang banyak digunakan oleh perkebunan sawit di Indonesia.

Selain mengunjungi lahan perkebunan mahasiswa juga diajak mengunjungi pabrik dan laboratorium riset. Laboratorium ini menerima jenis sampel daun, tanah dan pelepah kelapa sawit yang dikirim dari perkebunan sawit milik PT Astra Agro Lestari di Kawasan Sumatera terutama dari Aceh, Riau dan Jambi. Laboratorium yang aktif melayani jasa analisis sejak 2016 ini memiliki instrumen laboratorium yang cukup lengkap untuk pengecekan kualitas tanaman kelapa sawit.

PT. KTU memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit sekitar 7.000 Hektar dan memiliki unit Pengolahan Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 ton TBS/Jam. Teddy Y Siregar selaku administratur PT KTU, menyampaikan bahwa PT KTU membuka diri untuk dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian dari berbagai universitas dan lembaga penelitian yang fokus meneliti kualitas gambut di lahan sawit, serta aspek lainnya yang dapat mendukung keberlanjutan kelapa sawit Indonesia. Dijelaskan oleh Teddy bahwa PT. KTU telah menjadi lokasi penelitian yang mendapatkan pendanaan dari BPDPKS, diantaranya penelitian dari IPB University yang mengukur Emisi Gas Rumah Kaca di lahan gambut dan penelitian dari INSTIPER Yogyakarta tentang water footprint yang membuktikan bahwa tanaman kelapa sawit tidak rakus air seperti yang sering ditudingkan.

 

Contact:

Arfie Thahar

Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS

Email: arfie.thahar@bpdp.or.id