Kelapa Sawit, Tanaman Minyak Nabati Paling Hemat Penggunaan Pupuk

Kelapa sawit merupakan tanaman minyak nabati yang paling rendah emisi dari pupuk dan pestisida sehingga paling sedikit mencemari air dan tanah.

Kelapa Sawit, Tanaman Minyak Nabati Paling Hemat Penggunaan Pupuk
Para pekerja sedang memuat buah kelapa sawit ke atas truk di salah satu perkebunan di Indonesia.

Tiga besar tanaman penghasil minyak nabati dunia adalah minyak sawit, kedelai, dan rapeseed. Data USDA (2021) dan Oil World (2020) menunjukkan bahwa dalam 20 tahun terakhir, telah terjadi pertumbuhan luas areal ketiga tanaman minyak nabati utama dunia tersebut yang cukup signifikan.

Selama periode 2000-2020, luas areal kedelai mengalami peningkatan dari 75,5 juta hektare menjadi 127 juta hektare. Hal yang sama juga terjadi dengan meningkatnya luas areal tanaman rapeseed dari 24,7 juta hektare menjadi 35,5 juta hektare. Perkebunan kelapa sawit juga mengalami peningkatan, namun growth-nya lebih rendah dibandingkan areal kedelai dan rapeseed yakni dari 10 juta hektare menjadi 24 juta hektare.

Sementara itu, volume produksi minyak nabati dunia tahun 2020 secara berturut turut yaitu minyak kedelai sebesar 58,7 juta ton; minyak rapeseed sebesar 27,3 juta ton; dan minyak sawit sebesar 83,5 juta ton (USDA, 2021). Sementara produktivitas minyak per hektare untuk masing-masing tanaman minyak nabati tersebut adalah kelapa sawit (CPO+CPKO) mencapai 4,3 ton per hektare, rapeseed dan kedelai berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektare dan 0,45 ton per hektare (USDA, 2021 yang diolah PASPI dalam laporan berjudul Komparasi Polusi Tanah/Air antara Kebun Sawit, Kedelai, dan Rapeseed).

Salah satu sumber ancaman bagi kehidupan di atas tanah dan air adalah polusi yang berasal dari berbagai sumber kegiatan masyarakat di permukaan bumi, misalnya residu pupuk dan pestisida dari kegiatan pertanian dunia (FAO, 2013 dan 2017). Pertanian dengan teknologi intensif pupuk dan pestisida umumnya menghasilkan residu pupuk dan pestisida yang lebih besar (PASPI, 2021). 

Kebutuhan Input Produksi Tiga Besar Minyak Nabati Dunia

Berdasarkan data FAO (2013) yang diolah PASPI ditemukan bahwa proses produksi minyak nabati pada ketiga tanaman tersebut menggunakan input produksi yang sama yaitu pupuk Nitrogen (N), Fosfat (P2O5), dan pestisida. Namun, untuk menghasilkan setiap ton minyak nabati, penggunaan pupuk dan pestisida di antara ketiga tanaman minyak nabati tersebut relatif berbeda.

Data FAO (2013) pada laman berjudul Biofuels and Sustainability Challenges: A
Global Assessment of Sustainability Issues, Trends and Policies for Biofuels and
Related Feedstocks 
mencatat, untuk menghasilkan satu ton minyak dari tanaman kelapa sawit secara berturut-turut menggunakan N, P, dan Pestisida yakni sebanyak 47 kg/ton minyak, 8 kg/ton minyak, dan 2 kg/ton minyak.

Sementara tanaman kedelai menggunakan N, P, dan Pestisida berturut-turut sebanyak 315 kg/ton minyak, 77 kg/ton minyak, dan 29 kg/ton minyak. Sedangkan tanaman rapeseed menggunakan N, P, dan Pestisida berturut-turut sebanyak 99 kg/ton minyak, 42 kg/ton minyak, dan 11 kg/ton minyak. 

Secara keseluruhan, tanaman minyak kedelai dan rapeseed lebih intensif menggunakan pupuk dibandingkan tanaman kelapa sawit. Dengan kata lain, tanaman kelapa sawit adalah tanaman minyak nabati yang paling sedikit atau hemat menggunakan pupuk. Data tersebut juga menunjukkan bahwa teknologi produksi untuk menghasilkan satu ton minyak kelapa sawit lebih hemat atau paling sedikit menggunakan pestisida (PASPI, 2021).

Residu Pupuk dan Pestisida dalam Produksi Minyak Nabati
Penggunaan pupuk dan pestisida tersebut berimplikasi pada polusi pupuk dan pestisida yang dihasilkan. Dosis pupuk dan pestisida yang diaplikasikan pada tanaman tidak dapat terserap oleh tanaman secara keseluruhan. Sebagian terbuang sebagai emisi atau polutan yang mencemari tanah dan air sehingga memiliki potensi risiko mengganggu kehidupan biota tanah maupun perairan.

Berdasarkan data FAO (2013) diketahui, emisi atau polusi dari residu pupuk dan pestisida yang dihasilkan untuk memproduksi satu ton minyak kedelai adalah yang tertinggi dibandingkan emisi/polusi pada tanaman rapeseed dan kelapa sawit untuk memproduksi satu ton minyaknya. Bahkan di antara ketiganya, kelapa sawit adalah tanaman minyak nabati yang paling rendah emisi dari pupuk dan pestisida. Artinya, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang paling sedikit mencemari air dan tanah.