Hadapi EUDR, BPDPKS dan Stakeholder Maksimalkan Diplomasi Serta Kampanye Positif

Hadapi EUDR, BPDPKS dan Stakeholder Maksimalkan Diplomasi Serta Kampanye Positif
BY QAYUUM AMRI

Jakarta, SAWIT INDONESIA – Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya menjelaskan pentingnya sertifikasi ISPO untuk pembuktian bahwa kelapa sawit di Indonesia telah sustainable. Lebih lanjut, Maulizal menjelaskan betapa pentingnya komoditas kelapa sawit bagi Indonesia. Sebab jika kelapa sawit di Indonesia terhenti bukan hanya industri yang terkena dampaknya, tapi juga petani. Berdasarkan catatan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bahwa ada sekitar 2,4 juta petani swadaya yang melibatkan 4,6 juta pekerja. Artinya, jika sampai komoditas kelapa sawit ini terpukul oleh aturan EUDR maka akan ada jutaan petani dan pekerja yang ikut merasakan dampaknya. 

Menanggapi hal tersebut, Achmad Maulizal mengungkapkan selain mendorong sertifikasi ISPO juga kampanye positif juga harus semakin agresif dilakukan oleh negara-negara yang selama ini diskriminatif dalam perdagangan minyak sawit, seperti negara-negara Uni Eropa. “Kami sudah menyiapkan strategi kampanye positif di Uni Eropa. Ini sekaligus untuk mengimbangi opini terkait sawit yang masih negatif di kalangan masyarakat dan pengambil kebijakan di Eropa,” jelas Maulizal saat menjadi pembicara Serial Kebijakan Sawit : Kupas Tuntas Regulasi Perkelapa Sawitan Indonesia di Jakarta, Selasa (30 April 2024).  Achmad Maulizal menguraikan, dalam hal ini ada beberapa langkah untuk kampanye positif sawit dalam menghadapi EUDR. Pertama, aksi legal untuk menyelesaikan permasalahan diskriminasi terkait perdagangan minyak sawit Indonesia.  Kedua, membangun hubungan bilateral dengan negara-negara anggota Uni Eropa. “Hubungan bilateral yang baik akan menjadi upaya persuasif untuk meredam berbagai diskriminasi dagang terhadap minyak sawit Indonesia,” ungkap Maulizal. Ketiga, lanjut Maulizal, mendukung sertifikasi berkelanjutan yang diakui dunia internasional untuk menembus pasar Uni Eropa sehingga perlu adanya penguatan standar sertifikasi ISPO sebagai langkah komunikasi positif sawit di Eropa dan wilayah-wilayah lain di dunia. Terakhir yakni melakukan komunikasi media dengan bekerja sama melalui media-media terpercaya di Jerman, Prancis, dan Belgia.

 

Sumber