Lima Arahan Presiden untuk Dorong Kontribusi Sawit pada SDGs
PRESIDEN Joko Widodo mengatakan terdapat setidaknya lima langkah yang harus ditempuh agar pengembangan sawit berkelanjutan bisa berkontribusi pada upaya mewujudkan agenda PBB Sustainable Development Goals (SDGs). Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 & 2019 Price Outlook di Sofitel Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). Sebagaimana disampaikan dalam siaran pers yang diterbitkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), lima langkah itu adalah, pertama, tata kelola perkebunan kelapa sawit harus semakin ramah lingkungan.
PRESIDEN Joko Widodo mengatakan terdapat setidaknya lima langkah yang harus ditempuh agar pengembangan sawit berkelanjutan bisa berkontribusi pada upaya mewujudkan agenda PBB Sustainable Development Goals (SDGs).
Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 & 2019 Price Outlook di Sofitel Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018). Sebagaimana disampaikan dalam siaran pers yang diterbitkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), lima langkah itu adalah, pertama, tata kelola perkebunan kelapa sawit harus semakin ramah lingkungan. Untuk mewujudkannya perlu dimaksimalkan pemanfaatan teknologi.
Kedua, percepatan peremajaan perkebunan sawit rakyat. `Saya minta agar prosedur pencairan dana hibah peremajaan sawit dipangkas. Cukup buat satu prosedur saja. Karena jika peremajaan sawit ini berjalan, kesejahteraan petani akan meningkat,` kata Presiden.
Aspek ketiga, pasar ekspor harus dikembangkan. Perlu mencari pasar-pasar baru di luar pasar yang sudah ada saat ini. Misalnya ke Iran, Afrika, dan negara-negara Asia Selatan selain ke China yang saat ini menjadi salah satu tujuan ekspor utama sawit Indonesia.
Aspek keempat dan kelima, kata Presiden adalah hilirisasi industri sawit dan implementasi program mandatori biodiesel B20. `Implementasi B20 berjalan tapi tidak secepat yang saya inginkan,` kata Presiden. ***