Industri Oleokimia Kian Menarik
INDUSTRI Oleokimia di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Jumlah perusahaan terus bertambah dari 17 perusahaan di 2016 menjadi 20 di awal 2019 dengan total kapasitas produksi saat ini mencapai 11,326 juta ton per tahun. Kinerja industri oleokimia itu terungkap dalam Seminar Oleokimia bertema “Ragam Industri Pengguna Produk Oleokimia Indonesia” di Jakarta, Rabu (3/6/2019).
INDUSTRI Oleokimia di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Jumlah perusahaan terus bertambah dari 17 perusahaan di 2016 menjadi 20 di awal 2019 dengan total kapasitas produksi saat ini mencapai 11,326 juta ton per tahun.
Kinerja industri oleokimia itu terungkap dalam Seminar Oleokimia bertema “Ragam Industri Pengguna Produk Oleokimia Indonesia” di Jakarta, Rabu (3/6/2019). Seminar diselenggarakan atas kerja sama Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) dengan majalah Sawit Indonesia dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut menghadirkan sejumlah pembicara: Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane, Ketua Bidang Industri Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Liandhjani, Kasubdit Industri Hasil Perkebunan non Pangan Ditjen Agro Kementerian Perindustrian Lila Harsyah, dan Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Tatang Hernas Soerawidjaja.
Oleokimia merupakan salah satu produk turunan dari lemak, salah satunya berasal dari kelapa sawit. Oleokimia digunakan sebagai bahan untuk berbagai produk seperti mentega, sabun, kosmetika, dan lain-lain.
`Berdasarkan pengamatan kami, kebijakan insentif tax allowance dan tax holiday yang dikombinasikan pungutan sawit sangat efektif dan mampu mendorong Industri oleokimia,` ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim saat memberikan sambutan pada acara tersebut.
Rapolo Hutabarat memaparkan pada 2016, terdapat 17 perusahaan oleokimia dengan kapasitas produksi 10.970.700 ton per tahun dan nilai investasi mencapai Rp4,7 triliun. Jumlah tersebut terus meningkat hingga awal pada 2018 jumlah perusahaan bertambah menjadi 19 perusahaan dan pada awal 2019 bertambah lagi menjadi 20 perusahaan dengan total kapasitas produk oleokimia nasional sebanyak 11,326 juta ton per tahun. Penambahan investasi industri oleokimia di awal tahun 2019 mencapai Rp4,84 triliun.
“Pada 2019, dari total kapasitas produksi oleokimia 11,326 juta ton terdiri dari fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,12 juta ton, gliserin 883.700 ton, metil ester 1,93 juta ton dan soap noodle berjumlah 1,83 juta ton,” tutur Rapolo.
Abdul Rochim menambahkan, sektor oleokimia termasuk sektor industri yang mendapatkan fasilitas perpajakan tax allowance dan tax holiday berkaitan investasi baru dan perluasan industri. Lebih dari 10 proyek perusahaan oleokimia dan/telah mendapatkan insentif pajak. ***