Pelaku Usaha Sawit Perlu Prioritaskan Perluasan Pasar

NUSA DUA—Upaya pemangku kepentingan untuk mengatasi narasi negatif yang dialamatkan pada sektor sawit selayaknya tidak menghentikan upaya untuk memperluas pasar di tingkat domestik, regional, maupun internasional.

Pelaku Usaha Sawit Perlu Prioritaskan Perluasan Pasar

NUSA DUA—Upaya pemangku kepentingan untuk mengatasi narasi negatif yang dialamatkan pada sektor sawit selayaknya tidak menghentikan upaya untuk memperluas pasar di tingkat domestik, regional, maupun internasional. Pelaku usaha sawit diminta untuk terus berupaya meningkatkan pasar sawit, termasuk mencari pasar-pasar baru di luar negeri.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar saat menyampaikan pidato pada 15th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2020 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Jumat (1/11/2019).

"Narasi negatif terhadap kelapa sawit terutama berasal dari Eropa harus diatasi. Meski begitu, kita perlu mengintensifkan dan memperluas permintaan minyak sawit baik di dalam negeri, regional, dan global,” ujar Mahendra.

Menurutnya di masa mendatang, pasar terbesar kelapa sawit Indonesia adalah Indonesia sendiri, disusul kemudian oleh India. Ini menunjukkan permintaan domestik yang terus meningkat. "Dihitung jangkauan 10 tahun ke depan mayoritas sawit yang dihasilkan akan terserap di dalam negeri.”

Mahendra melanjutkan, pemenuhan kebutuhan ekspor merupakan tahapan berikutnya setelah memehuhi kebutuhan dalam negeri. Negara-negara di kawasan Asia Selatan seperti India, Pakistan dan Bangladesh merupakan pasar ekspor minyak sawit Indonesia di masa mendatang, karena permintaan yang terus bertumbuh.

Kondisi tersebut didukung oleh prediksi bahwa dalam tujuh hingga 10 tahun ke depan, negara-negara berkembang akan memiliki kontribusi yang lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia. ***