Mengenal Pusat Produksi dan Konsumsi Minyak Sawit Global

Seperti apa kontribusi kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan produksi sekaligus pusat konsumsi minyak sawit dunia?

Mengenal Pusat Produksi dan Konsumsi Minyak Sawit Global
Ilustrasi buah kelapa sawit yang sudah dipanen oleh pekebun.

Kawasan Asia, khususnya ASEAN, memiliki peran yang sangat signifikan dalam produksi dan konsumsi minyak sawit dunia. PASPI (2022) dalam laporan berjudul Kawasan Asia Sebagai Pusat Pertumbuhan Konsumsi Minyak Sawit Dunia menemukan bahwa produksi minyak sawit mencapai 87-89 persen dari total produksi dunia sehingga membuat ASEAN menjadi sentra utama dalam industri minyak sawit.

Empat negara produsen minyak sawit dari ASEAN secara berturut-turut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Lantas, seperti apa kontribusi kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan produksi dan konsumsi minyak sawit dunia tersebut?

Pusat Pertumbuhan Minyak Sawit Dunia
Berdasarkan data United States of Department Agricultural (USDA) yang diolah PASPI (2022), selama periode 2010-2021 produksi minyak sawit dunia (CPO) telah meningkat dari 49 juta ton tahun 2010 menjadi sekitar 75 juta ton pada tahun 2021. Hal ini berarti dalam 10 tahun terakhir, telah terjadi penambahan sekitar 27 juta ton atau sekitar 2,7 juta ton per tahun.

PASPI dalam laporan yang sama juga menemukan, selain ASEAN, negara-negara produsen minyak sawit di kawasan Asia Tenggara tersebut juga tergabung dalam organisasi lainnya seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Council of Palm oil Producing Countries (CPOPC), di mana secara kolektif dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam penyediaan minyak nabati baik di kawasan Asia maupun dunia.

ASEAN sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia sekaligus produsen terbesar minyak nabati dunia, tidak hanya berperan pada pemenuhan kebutuhan pangan dunia, tetapi juga dalam oleokimia dan bahan bakar nabati dunia.

Mendukung pernyataan tersebut, Shigetomi et.al (2020) dalam studi penelitian berjudul Trends in Global Dependency on the Indonesian Palm Oil and Resultant Environmental Impacts menegaskan bahwa banyak sektor ekonomi di setiap negara yang tergantung pada minyak sawit yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN. 

Pusat Pertumbuhan Konsumsi Minyak Sawit Dunia
Selain sebagai sentra produksi minyak sawit terbesar dunia, kawasan ASEAN juga merupakan kawasan konsumen minyak sawit yang cukup besar. Berdasarkan data USDA yang diolah PASPI (2022), ASEAN merupakan kawasan yang mengonsumsi sekitar 30 persen minyak sawit dunia. Pangsa konsumsi minyak sawit di kawasan ASEAN juga bertumbuh pesat.

USDA (2022) dalam laporan tersebut juga menyebutkan, pada tahun 2010 pangsa ASEAN baru sekitar 26 persen dari total konsumsi minyak sawit dunia, kemudian mengalami peningkatan menjadi sekitar 33 persen pada tahun 2021. Jika dibandingkan konsumsi minyak sawit Uni Eropa yang hanya sekitar 10 persen dari total konsumsi minyak sawit, tampak jelas bahwa konsumsi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan konsumsi minyak sawit ASEAN yang mencapai 33 persen dari total konsumsi minyak sawit dunia. Dengan kata lain, pasar Uni Eropa hanyalah sepertiga dari pasar minyak sawit ASEAN. 

Pasar minyak sawit Uni Eropa menjadi semakin kecil apabila dibandingkan dengan pasar minyak sawit kawasan Asia. Data USDA yang diolah PASPI (2022) mengemukakan hal serupa, di mana kawasan Asia yang mencakup kawasan ASEAN beserta negara utama lainnya seperti India, China, Pakistan, dan Bangladesh, telah mencakup sekitar 60 persen dari total konsumsi minyak sawit dunia.

Tidak hanya besar, konsumsi minyak sawit kawasan Asia ini juga bertumbuh relatif cepat. Secara absolut, konsumsi minyak sawit kawasan Asia naik dari sekitar 26 juta ton tahun 2010 menjadi 45 juta ton tahun 2021. Secara relatif pangsa konsumsi minyak sawit kawasan Asia naik dari sekitar 58 persen menjadi 62 persen pada periode yang sama.

Sementara dalam laporan yang sama, PASPI menyatakan, menuju tahun 2050, pasar Asia akan semakin bertumbuh dan besar. Lebih dari 50 persen ekonomi dunia akan berada di kawasan Asia. Hal ini diakibatkan pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan komposisi penduduk, maupun pertumbuhan ekonomi.

Parcell et.al (2018) dalam jurnal berjudul Global Edible Vegetable Oil Market Trens juga menemukan, peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah ke menengah atau dari berpendapatan menengah ke tinggi, akan diikuti oleh pertumbuhan konsumsi minyak sawit baik dalam bentuk produk oleofood, oleokimia, maupun bioenergi.