Kontribusi Hilirisasi Sawit Melalui Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi bagi Negara-negara Dunia
Kesempatan kerja dan penciptaan pendapatan dari hilirisasi kelapa sawit dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia.

Selain untuk menghasilkan produk jadi (final product) berbasis minyak sawit yang diperlukan dan digunakan oleh konsumen pada setiap negara, hilirisasi minyak sawit (jalur pangan, oleokimia, dan bioenergi) di negara-negara konsumen juga dapat dipandang sebagai bagian dari share prosperity atau proses membagi "kue ekonomi" antara negara produsen dengan negara konsumen minyak sawit.
Share prosperity yang dimaksud berupa kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan penciptaan pendapatan (PASPI, 2021 dalam jurnal berjudul Kontribusi Industri Sawit pada SDG-8 Decent Work and Economic Growth pada Level Dunia).
Studi Europe Economic (2016) dan PASPI Monitor (2021a, 2021b) mengungkapkan bahwa hilirisasi minyak sawit di berbagai negara konsumen mampu menciptakan kesempatan kerja bagi sekitar 2,36 juta orang pada tahun 2015. Distribusi kesempatan kerja di negara importir/konsumen minyak sawit dunia tersebut terjadi di India (42 persen), China (29 persen), Afrika (7 persen), Pakistan dan Bangladesh (5 persen), Uni Eropa (3 persen), Amerika Serikat (2 persen), dan negara-negara lain (13 persen).
Besarnya kesempatan kerja yang tercipta dari hilirisasi sawit di setiap negara tergantung pada volume konsumsi, teknologi, dan kedalaman hilirisasinya. Semakin besar volume konsumsi dan semakin dalam hilirisasi sawit di negara tersebut maka akan menciptakan kesempatan kerja yang lebih besar (PASPI, 2021 berjudul Industri Sawit Ciptakan Job-Opportunities di Negara Importir).
Selain penciptaan kesempatan kerja, European Economic (2016) juga menemukan hilirisasi sawit di negara-negara konsumen minyak sawit dunia juga menciptakan pendapatan sekitar USD32,8 miliar.
Distribusi penciptaan pendapatan tersebut terjadi di Uni Eropa (18,7 persen), China (17 persen), India (16,7 persen), Afrika (13,5 persen), Pakistan dan Bangladesh (10,1 persen), Amerika Serikat (7,3 persen), dan negara-negara lain (17 persen).
Sama seperti kesempatan kerja, besar kecilnya pendapatan yang tercipta pada setiap negara konsumen sawit tergantung pada volume konsumsi minyak sawit, jalur dan keragaman hilirisasi, serta teknologi hilirisasi sawit.
Hilirisasi yang beragam umumnya menghasilkan pendapatan yang lebih besar (PASPI, 2021 dalam jurnal berjudul Income Generating pada Hilirisasi Sawit di Negara Importir). Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kesempatan kerja dan penciptaan pendapatan dari hilirisasi sawit dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia yang mengkonsumsi minyak sawit, baik negara maju seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat maupun negara berkembang seperti India, China, Afrika, Pakistan, dan Bangladesh.
Dengan kata lain, industri sawit tidak hanya menyumbang terciptanya lapangan pekerjaan dan pertumbuhan pendapatan/ekonomi (SDG-8) di negara-negara produsen minyak sawit, namun juga berhasil mewujudkan SDG-8 melalui perkembangan hilirisasi di negara konsumen minyak sawit. Kontribusinya juga dirasakan oleh seluruh negara konsumen minyak sawit di dunia, dari negara-negara Uni Eropa dan Amerika hingga China, India, dan negara lainnya.
Kontribusi industri sawit pada pencapaian SDG-8 pada setiap negara di dunia juga membuktikan bahwa industri sawit memiliki inklusivitas yang tinggi. Sektor atau industri yang inklusif merupakan salah satu cara menuju sustainable development (World Bank, 2012).
Inklusivitas industri sawit tercermin dari "kue ekonomi" dari pertumbuhan industri sawit yang tidak hanya dinikmati masyarakat di negara produsen saja, tetapi juga dinikmati seluruh masyarakat dunia.