Kenali Produk Turunan Sawit yang Sering Digunakan Sehari-hari

Komoditas kelapa sawit memiliki banyak produk turunan seperti biodiesel, margarin, hingga minyak goreng.

Kenali Produk Turunan Sawit yang Sering Digunakan Sehari-hari
Ilustrasi buah kelapa sawit. Komoditas kelapa sawit merupakan bahan baku dari banyak produk rumah tangga yang sering digunakan masyarakat sehari-hari.

Kelapa sawit merupakan bahan baku dari banyak produk rumah tangga yang sering digunakan masyarakat sehari-hari. Mulai dari kosmetik, skincare, makanan, hingga pembersih. Produk-produk tersebut diperoleh dari hasil pengolahan buah sawit di pabrik kelapa sawit (PKS).

Mengutip PASPI (2024), buah sawit yang merupakan bagian dari hasil tanaman kelapa sawit digunakan untuk memproduksi 2 (dua) produk turunan, yaitu inti sawit dan mesocarp. Kandungan dari inti sawit ini dibedakan menjadi minyak inti sawit dan minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO).

Minyak sawit mentah (CPO) adalah jenis minyak yang diperoleh dari biji sawit mentah. CPO memiliki komposisi kimia yang sama dengan minyak inti sawit, tetapi masih memiliki kandungan serat dan partikel-partikel lain yang harus dikeluarkan sebelum digunakan. Proses pengolahan CPO menjadi minyak inti sawit melibatkan pemisahan serat dan partikel lain sehingga memperoleh produk kelapa sawit yang berkualitas tinggi. (PASPI, 2024).

Guru Besar IPB sekaligus Peneliti SEAFAST, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan karakteristik sehingga banyak diaplikasikan pada produk pangan. Menurutnya, minyak sawit memiliki karakteristik unggul, seperti stabil pada suhu tinggi baik terhadap oksidasi atau proses degradasi lainnya; memiliki zat pengawet alami sehingga lebih tahan lama; tekstur yang lembut dan creamy, tidak berbau, tidak ada rasanya; memiliki kecenderungan untuk mengkristal; serta memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

Dengan kelebihan tersebut, berbagai produk pangan yang dapat dihasilkan dari minyak inti sawit dan minyak sawit mentah (CPO) adalah sebagai berikut:

a. emusi;
b. margarin;
c. minyak goreng;
d. minyak makan merah;
e. shortening;
f. susu kental manis;
g. confectionary ice cream;
h. yoghurt.

Selain itu, minyak inti sawit dan minyak sawit mentah (CPO) juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk-produk oleokimia. Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi menjelaskan, minyak sawit memiliki komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh yang unik, seimbang, dan fleksibel sehingga menjadikannya sebagai bahan baku produk turunan yang serbaguna atau versatile functionality seperti emulsifier dan stabilizer.

Kandungan minyak sawit juga terdapat pada produk-produk toiletries, make-up, skincare, dan produk rumah tangga (deterjen dan pembersih rumah lainnya) karena minyak sawit (atau olahannya sebagai biosurfaktan sawit) memiliki kemampuan sebagai cleansing agent. Minyak sawit akan menghasilkan efek busa banyak dan memiliki sifat mikroba spektrum luas yang efektif mematikan bakteri dan virus serta dapat dengan mudah mengangkat kotoran, tetapi tetap menjaga kesehatan kulit.

Berikut produk-produk oleokimia yang dapat dihasilkan dari minyak inti sawit dan minyak sawit mentah (CPO):

a. pelumas;
b. biodiesel;
c. senyawa ekstrak;
d. lilin;
e. kosmetik;
f. farmasi;
g. asam lemak sawit;
h. fatty alkohol;
i. atty almina;
j. senyawa epoksi;
k. senyawa hidroksi.

Adapun PASPI (2025) dalam laman berjudul Minyak Kelapa Sawit: Kandungan dan Manfaat menjelaskan, standar mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, yaitu:

1. mutu murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain → mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan yodium;
2. mutu berdasarkan ukuran → dalam hal ini, syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas (ALB), air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.

Minyak sawit dan inti minyak sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang merupakan kelompok asam lemak jenuh dan tak jenuh. Kandungan asam lemak jenuh pada minyak sawit membuat minyak kelapa sawit tahan terhadap oksidasi dan cocok digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan dan kosmetik. Selain itu, minyak kelapa sawit mengandung vitamin E, karotenoid, dan antioksidan (PASPI, 2025).

Sementara itu, minyak kelapa sawit juga mengandung asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan asam linoleat. Kandungan asam lemak tak jenuh ini membuat minyak sawit lebih sehat untuk dikonsumsi daripada minyak sawit yang mengandung asam lemak jenuh saja. Minyak kelapa sawit juga mengandung vitamin K dan magnesium (PASPI, 2025).