Kementan Siapkan Strategi Ekspor Sawit untuk Antisipasi Dampak COVID-19

Pemerintah menyiapkan strategi ekspor sawit dengan mengarahkan tujuan ekspor ke sejumlah negara lain sebagai antisipasi menurunnya permintaan, khususnya dari China, akibat terdampak pandemic COVID-19.

Kementan Siapkan Strategi Ekspor Sawit untuk Antisipasi Dampak COVID-19

JAKARTA—Pemerintah menyiapkan strategi ekspor sawit dengan mengarahkan tujuan ekspor ke sejumlah negara lain sebagai antisipasi menurunnya permintaan, khususnya dari China, akibat terdampak pandemic COVID-19.

Dalam publikasinya di situs ditjenbun.pertanian.go.id, Jumat (3/4/2020), disebutkan bahwa Kementan tanggap terhadap ketidakpastian gejolak perekonomian saat ini. Salah satunya dengan mengkaji alternatif tujuan pasar ekspor komoditas perkebunan sebagai bentuk antisipasi menurunnya permintaan khususnya di China sebagai tujuan ekspor utama perkebunan RI di tahun 2020.

Adapun strategi untuk ekspor komoditas perkebunan, khususnya pada komoditas perkebunan yang menjadi komoditas utama ekspor ke China antara lain Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Karet, Kopi, Teh, Lada, Pala, Cengkeh, Kayu Manis, yaitu dengan:

  1. Lobi perdagangan dengan negara mitra baru, termasuk untuk mengupayakan direct ekspor terhadap komoditas yang selama ini di re-ekspor melalui Tiongkok.
  2. Lobi Kesepakatan tarif bea masuk di negara tujuan yang memberikan kemudahan perdagangan bilateral, seperti untuk Sugar, Vanaspati ghee, dll.
  3. Meningkatkan jaminan atas kualitas, brand image, dan ketersediaan produk secara kontinu.
  4. Meningkatkan kerja sama perdagangan untuk peningkatan akses pasar, melalui optimalisasi pemanfaatan perwakilan Indonesia di LN; kerja sama yang sudah berjalan dipercepat (FTA atau PTA); dan pengembangan kesepakatan baru.
  5. Meningkatkan konsumsi domestik, seperti program B-30 untuk CPO, Aspal Karet untuk karet, kopi, Gula Semut, dll.
  6. Optimalisasi pelayanan jaringan informasi dan komunikasi secara terorganisasi antara Bussiness to Bussiness (B to B) dan Goverment to Goverment (G to G).

Menurut Dirjen Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono langkah tersebut diambil sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. “Tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, kita juga akan berupaya untuk mencari alternatif pasar tujuan ekspor” ungkap Kasdi sebagaimana dikutip Infosawit.com. ***