BPDP dan Politeknik LPP Ajak UMKM Banyuwangi Berinovasi Produk Berbasis Oleofood Sawit dan Oleochemical Sawit

BPDP dan Politeknik LPP Ajak UMKM Banyuwangi Berinovasi Produk Berbasis Oleofood Sawit dan Oleochemical Sawit
Foto: Peserta, Narasumber dan Pengisi Acara Kegiatan Inovasi Produk Sawit untuk UMKM di Banyuwangi. (Dok. BPDP)

Banyuwangi – Politeknik LPP dengan dukungan BPDP selenggarakan kegiatan inovasi produk berbahan sawit dan limbah sawit di Banyuwangi pada 24 hingga 25 Juni 2025. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pegiat UMKM berbahan sawit dan meningkatkan antusias kewirausahaan bagi generasi Z di Banyuwangi ini diikuti oleh 72 peserta. Kegiatan hari pertama dihadiri oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang diwakili oleh Senior Staf Divisi Hukum dan Kerja Sama, Direktur Politeknik LPP yang diwakili oleh Wakil Direktur II, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kab. Banyuwangi, Narasumber Pengelolaan produk UMKM serta para pegiat UMKM di Banyuwangi.

Wakil Direktur II Politeknik LPP Ibu Galuh Banowati dalam sambutannya menyampaikan bahwa Politeknik LPP sebagai perguruan tinggi vokasional bidang perkebunan merasa berkewajiban ikut serta dalam mempromosikan kebaikan sawit salah satunya dalam kegiatan seperti ini.

“Melalui kegiatan ini semoga dapat menjadi bentuk pengenalan dan mengembangkan produk UMKM berbahan sawit dan limbah sawit bagi pegiat UMKM dan generasi muda di Banyuwangi,“ ujar Galuh Banowati.

“Kami ucapkan terimakasih kepada BPDP dan Dinas Koperasi dan UKM Banyuwangi atas dukungannya sehingga kegiatan ini dapat terselenggara selama kurang lebih 2 hari kedepan,” ucapnya.

Sambutan kedua oleh Staf Divisi Hukum dan Kerja Sama BPDP Anwar Sadat, menurutnya salah satu tugas BPDP adalah mempromosikan dan mengenalkan produk-produk berbahan sawit atau turunan sawit yang bermanfaat dalam keseharian masyarakat.

“BPDP melalui program promosi memberikan dorongan dan dukungan kepada pegiat UMKM untuk membantu mengembangkan produk berbahan kelapa sawit yang banyak digunakan oleh masyarakat,” ujar Anwar.

Anwar Sadat menyampaikan bahwa produk oleofood sawit, seperti minyak goreng, telah menjadi produk konsumsi keseharian masyarakat Indonesia. Pengusaha UMKM di sektor kuliner, menurut Anwar, menjadi salah satu pengguna utama oleofood sawit sehingga perannya penting dalam menjaga tingkat konsumsi minyak sawit di dalam negeri.

“Inovasi pemanfaatan oleofood sawit dan oleochemical sawit oleh pengusaha UMKM perlu dilakukan agar ada nilai tambah dan tercipta peluang-peluang usaha baru. Dari sisi konsumen juga diuntungkan karena ada diversifikasi produk akhir sehingga banyak pilihan konsumsi,” ujar Anwar.

“Yang terpenting, inovasi produk sawit harus ke arah yang semakin sehat dan berkelanjutan, “ pungkas Anwar.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi Nanin Octavianie. Dalam sambutannya disampaikan bahwa produk UMKM berbahan sawit cocok untuk dikembangkan di Banyuwangi karena animo pegiat UMKM di Banyuwangi saat ini sangat tinggi.

“UMKM di Banyuwangi tergolong sektor yang stabil, setiap tahun jumlah pegiat UMKM meningkat sehingga inovasi produk berbahan sawit akan dapat berkembang dengan baik,” tuturnya.

“kegiatan ini sangat bermanfaat, kami mengucapkan terimakasih kepada BPDP dan Politeknik LPP Yogyakarta yang telah menyelenggarakan kegiatan ini bagi pegiat UMKM di Banyuwangi,” ungkap Nanin Octavianie.

Hari pertama workshop diawali dengan sesi materi dan diskusi oleh Ibu Nanin Octavianie dengan topik perkembangan UKM di Banyuwangi dan peluang pengembangan produk UKM berbahan sawit di Banyuwangi. Dalam diskusinya disampaikan bahwa setelah salah satu ekspor d Banyuwangi adalah limbah minyak sawit (jelantah).

“Jelantah kita bisa di ekspor, dengan adanya kegiatan ini, maka seharusnya jelantah diolah sendiri saja menjadi produk siap pakai dan lebih bernilai ekonomis,” ujarnya. “Kalau para pegiat UKM Banyuwangi kesulitan pemasaran produk berbahan sawit, maka kami bisa membantu melalui Teman Usaha Rakyat (TUR) di Banyuwangi, apabila ada kesulitan pengembangan produk bisa ditanyakan teman-teman dari Politeknik LPP,” imbuhnya.

Sesi kedua diisi dengan topik branding produk UMKM yang disampaikan oleh Pusat Layanan Kemasan Banyuwangi oleh Bapak Krisman (branding), Bapak Soleh (kemasan) dan Ibu Vina (legal). Menurut Bapak Krisman, branding sangatlah penting untuk membangun identitas produk yang kuat dan dapat menambah nilai bisnis UKM jangka Panjang. Sementara menurut Bapak Soleh, di zaman sekarang sebaik apapun produk yang dihasilkan harus ditambahkan kemasan yang menarik untuk menguatkan pengalaman konsumen, sedangkan Ibu Vina menyampaikan bahwa branding yang kuat dan nilai manfaat produk yang baik harus segera di daftarkan baik merk maupun patennya. “Bapak dan ibu pegiat UMKM Banyuwangi sangat beruntung memperoleh tambahan informasi sekaligus peluang menambah produk-produk berbahan sawit dan limbah sawit,” imbuhnya.

Sesi terakhir pada hari pertama ditutup dengan praktek membuat narasi pada kemasan dan foto kemasan. Peserta diminta untuk praktek untuk kemudian langsung di unggah di media sosial masing-masing. Pengalaman ini sangat menarik bagi peserta karena pengambilan foto produk ternyata mudah menggunakan HP masing-masing, sedikit editing dari aplikasi kemudian unggah. “Foto, edit, narasikan yang singkat padat dan unik, lalu posting, selesai, lakukan terus menerus menggunakan improvisasi masing-masing pegiat UKM,” lanjut Soleh menyampaikan kemudahan dalam mengiklankan melalui media masing-masing.

Kegiatan dilanjutkan pada hari kedua dengan praktek pembuatan produk-produk dengan bahan baku oleofood sawit, oleochemical sawit, dan limbah sawit. *** (Anwar/BPDP)