B20 Terbukti Aman untuk Alat Transportasi Massal

PENGGUNAAN bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur 20 persen minyak kelapa sawit sejak Maret 2018 sudah diujicobakan di sejumlah alat transportasi masal. Di Indonesia, uji coba dilakukan pada lokomotif kereta api.

B20 Terbukti Aman untuk Alat Transportasi Massal
PENGGUNAAN bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur 20 persen minyak kelapa sawit sejak Maret 2018 sudah diujicobakan di sejumlah alat transportasi masal. Di Indonesia, uji coba dilakukan pada lokomotif kereta api. Hal itu dilakukan dengan pengawasan intensif tim gabungan dari ITB dan BPPT yang dipimpin Staf Ahli Menteri ESDM Dadan Kusdiana. Uji coba pada mesin lokomotif PT Kereta Api Indonesia dilakukan sejak Maret 2018 dan akan berakhir pada Agustus 2018. Selain itu juga tengah dikembangkan uji coba penggunaan B20 pada alat berat dan mesin yang digunakan perusahaan tambang. Lewat uji yang diawasi secara ketat ini diharapkan dampak negatif dari penggunaan B20 bisa dicarikan solusinya. Ke depan, menurut Dadan Kusdiana, diharapkan tidak menimbulkan keraguan bagi pihak yang direkomendasi menggunakan BBM tersebut. Pada Jumat (18/5/2018) Staf Ahli Menteri ESDM sekaligus Ketua Tim Tes B20 pada Kereta Api, Dadan Kusdiana melakukan pengecekan di UPTD Depo Lokomotif Besar A Kertapati PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang Menurut Dadan, penggunaan biodiesel 20 persen pada mesin sarana transportasi merupakan yang pertama kali di dunia. Dalam uji coba tersebut, secara umum Dadan menyimpulkan jika B20 aman. Hal ini diketahui berdasarkan kajian teknis mesin-mesin yang diuji coba menggunakan bahan bakar tersebut. “Jika B20 bisa digunakan dalam operasional transportasi angkutan darat maka ke depan dapat membantu penghematan penggunaan solar murni dan memaksimalkan penyerapan produksi minyak sawit nasional yang mencapai 38 juta ton/tahun yang sebagian pemasarannya tergantung ekspor,” ucap Dadan sebagaimana dikutip Antara. Penggunaan B20 untuk mesin sarana tranportasi perlu didukung semua pihak dan lapisan masyarakat karena tidak mempengaruhi kinerja mesin dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan solar murni atau B0. Penggunaan B20 dengan jenis BBM solar, yang secara teknis aman bagi seluruh mesin diharapkan bisa didukung semua pihak dan lapisan masyarakat sehingga produksi kelapa sawit nasional bisa terserap pasar lokal lebih banyak dan harganya tidak tergantung pasar internasional. Ahli mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Iman K Reksowardojo menyatakan penggunaan bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20 untuk mesin sarana transportasi perlu didukung semua pihak dan lapisan masyarakat. “Diterimanya BBM biodiesel 20 oleh semua pihak dan lapisan masyarakat, selain dapat menggairahkan industri kelapa sawit nasional juga dapat membantu pemerintah menghemat pengeluaran miliaran rupiah untuk impor solar,” kata Iman.