Kilang Plaju Pertamina Sukses Olah Sawit jadi Green Gasoline dan LPG

PT Pertamina (Persero) berhasil mengolah minyak sawit menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji (LPG) ramah lingkungan di Kilang Plaju, Sumatera Selatan. Dengan pengolahan itu, Pertamina bisa menghemat impor BBM senilai US$ 160 juta atau Rp 2,3 triliun per tahun.

Kilang Plaju Pertamina Sukses Olah Sawit jadi Green Gasoline dan LPG
Kilang Plaju (FOTO: Antara Foto/Nova Wahyudi)

JAKARTA--PT Pertamina (Persero) berhasil mengolah minyak sawit menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji (LPG) ramah lingkungan di Kilang Plaju, Sumatera Selatan. Dengan pengolahan itu, Pertamina bisa menghemat impor BBM senilai US$ 160 juta atau Rp 2,3 triliun per tahun.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/12/2018), Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif mengatakan penghematan tersebut terjadi karena impor minyak berkurang 7,36 ribu barel per hari (bph). “Upaya ini sangat mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan devisa,” kata Budi.

Adapun fasilitas di Kilang Plaju mengolah minyak sawit sejak awal Desember lalu. Kapasitasnya 20 Million Barel Steam Per Day (MBSD). Minyak sawit yang diolah di kilang tersebut telah dibersihkan terlebih dulu getah dan baunya, atau dikenal dengan nama Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).

RBDPO tersebut lalu dicampur dengan sumber bahan bakar fosil di kilang. Minyak sawit dan Bahan Bakar Minyak (BBM) itu kemudian dicampur dengan bahan kimia. “Sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai oktan mengalami peningkatan,” kata Budi.

Kilang itu pun menghasilkan BBM beroktan 90 yang lebih ramah lingkungan sebanyak 405 ribu barel per bulan setara 64.500 kilo Liter per bulan. Selain itu, kilang menghasilkan produksi elpiji ramah lingkungan sebanyak 11.000 ton per bulan.

Budi mengatakan implementasi pengolahan minyak sawit tersebut juga membuat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) menjadi sangat tinggi. “Karena crude palm oil yang diambil bersumber dari dalam negeri, transaksi yang dilakukan dengan rupiah sehingga mengurangi devisit anggaran negara, serta hasil bahan bakar ramah lingkungan,” kata dia. ***